Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pengumuman The Fed, Dolar AS Lesu

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,261 persen pada 92,654 pada perdagangan sore, di bawah tekanan dari euro dan yen, tetapi masih mendekati level tertinggi 3,5 bulan minggu lalu di 93,194.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/11) ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin ke level Rp14.085 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/11) ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin ke level Rp14.085 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS sedikit melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (27/07/2021), karena investor memposisikan diri mereka menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve (Fed) AS minggu ini.

Sementara itu, mata uang kripto melonjak ke level tertinggi dalam beberapa minggu, setelah indikasi Amazon akan menerima pembayaran dengan Bitcoin.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,261 persen pada 92,654 pada perdagangan sore, di bawah tekanan dari euro dan yen, tetapi masih mendekati level tertinggi 3,5 bulan minggu lalu di 93,194.

Euro menguat 0,27 persen menjadi US$1,1800 bahkan setelah survei dari Ifo Institute menunjukkan kepercayaan bisnis Jerman turun secara tak terduga pada Juli karena berlanjutnya kekhawatiran rantai pasokan dan meningkatnya infeksi Covid-19.

"Apa yang kita lihat dalam euro-dolar khususnya hari ini adalah sedikit menutup, saya pikir, dari beberapa short [jual] yang frustrasi," kata Kepala Strategi Valas Exchange Bank of Canada, Erik Bregar.

Posisi short dalam euro-dolar AS telah terakumulasi sejak pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terakhir, tetapi sisi negatifnya tidak bekerja, menurut Bregar.

"Anda bisa berargumen bahwa pertemuan FOMC adalah alasan lain untuk mengambil beberapa keuntungan," tambah Bregar.

The Fed memulai pertemuan dua hari pada Selasa waktu setempat, diikuti oleh konferensi pers oleh Ketua Jerome Powell pada Rabu (28/7/2021), di mana investor akan mendengarkan setiap komentar tentang kapan pengurangan pembelian aset bank sentral dapat dimulai.

"Kami memperkirakan Fed akan meletakkan dasar untuk pengumuman tapering mendatang pada pertemuan ini, berfungsi untuk mengonfirmasi realitas divergensi kebijakan moneter AS," kata analis di Bank of America dalam sebuah catatan.

Tetapi sejak The Fed bertemu hanya enam minggu yang lalu, apa yang tampak seperti pengaturan mencoba ide baru untuk debat itu telah menjadi tertutup oleh empat kali lipat infeksi Covid-19 harian yang dipimpin oleh varian Delta yang lebih menular ke tingkat yang mendekati yang terlihat pada lonjakan virus Corona musim panas lalu.

Yen naik sebanyak 0,4 persen menjadi 110,11 yen per dolar. Sterling naik terhadap dolar dan euro karena infeksi Virus Corona di Inggris surut.

Greenback masih naik hampir 4,0 persen sejak 25 Mei karena ekonomi AS yang membaik mendukung prospek The Fed untuk mulai mengurangi pembelian aset pada awal tahun ini.

"Dengan dolar, Anda mengalami reli yang cukup besar," kata Mazen Issa, ahli strategi senior valas di TD Securities.

"Pada basis penilaian lintas aset jangka pendek, sebenarnya terlihat sedikit kaya dibandingkan sebagian besar G10, terutama terhadap mata uang yang memiliki bank sentral yang diperkirakan lebih hawkish," tambahnya

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin melonjak hampir 13 persen, menyentuh level tertinggi lebih dari lima minggu di atas 40.000 dolar AS, sementara Ether terangkat 8,55 persen menjadi 2.381,52 dolar AS setelah surat kabar City AM London mengutip orang dalam yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan Amazon ingin menerima pembayaran Bitcoin pada akhir tahun.

Laporan tersebut mengikuti pernyataan bos Twitter Jack Dorsey pada Jumat (23/7/2021) bahwa mata uang digital adalah "bagian besar" dari masa depan perusahaan media sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper