Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Berfluktuasi, Covid-19 Varian Delta Kaburkan Prospek Permintaan

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,19 persen atau 0,14 poin ke level US$71,93 per barel pada pukul 08.39 WIB, setelah sempat menguat 0,4 persen ke US$72,33 per barel.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berfluktuasi pada perdagangan Senin (26/7/2021) karena investor menilai prospek permintaan di tengah kebangkitan kasus Covid-19.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,19 persen atau 0,14 poin ke level US$71,93 per barel pada pukul 08.39 WIB, setelah sempat menguat 0,4 persen ke US$72,33 per barel.

Sementara itu, minyak mentah Brent melemah 0,16 persen atau 0,12 poin ke level US$73,96 per barel, berbalik dari penguatan 0,4 persen ke US$74,36 per barel.

Dilansir Bloomberg, ada tanda-tanda bahwa permintaan bahan bakar seperti bensin telah meningkat saat program vaksinasi diluncurkan di AS, meskipun varian delta yang menyebar cepat telah menimbulkan kekhawatiran tentang prospek jangka pendek.

Sementara itu, pembatasan ketat telah diperbarui di sejumlah wilayah, termasuk jam malam di beberapa tempat.

Menyebarnya varian baru bertepatan dengan kesepakatan OPEC+ untuk menambah lebih banyak pasokan mulai Agustus, yang memicu tekanan terhadap harga minyak dan mengganggu reli harga.

Di sisi lain, ekspektasi pengetatan pasar yang berkelanjutan sepanjang sisa tahun 2021, mengarah ke reli penguatan harga.

Meskipun pemulihan di konsumen energi utama seperti AS dan China telah membantu menguras cadangan minyak mentah yang membengkak dan stok bahan bakar yang menumpuk selama pandemi, sektor penerbangan masih tertinggal.

Perjalanan udara melonjak di Amerika Utara, tetapi hal tersebut tidak banyak membantu mengurangi kelebihan persediaan bahan bakar pesawat.

Sementara itu, negara-negara di Asia Tenggara termasuk Thailand dan Vietnam memberlakukan jam malam di kota-kota untuk memerangi lonjakan kasus Covid-19, sementara di Jerman politisi senior telah melayangkan kemungkinan pembatasan ketat bagi mereka yang tidak divaksinasi.

Pakar penyakit menular terkemuka AS Anthony Fauci memperingatkan bahwa Negeri Paman Sam bergerak ke arah yang salah dalam memerangi gelombang baru pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper