Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Memanas, Terkerek Lebih dari 2 Persen

Kenaikan harga tersebut memperpanjang penguatan dalam tiga sesi sebelumnya, di tengah ekspektasi pasokan yang lebih ketat sepanjang 2021 karena ekonomi mulai pulih.
Aktivitas di kilang minyak Nasiriyah, Irak./Bloomberg.
Aktivitas di kilang minyak Nasiriyah, Irak./Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah melonjak lebih dari dua persen per barel pada akhir perdagangan Kamis (22/7/2021).

Kenaikan harga tersebut memperpanjang penguatan dalam tiga sesi sebelumnya, di tengah ekspektasi pasokan yang lebih ketat sepanjang 2021 karena ekonomi pulih dari krisis virus Corona.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terangkat US$1,56 atau 2,2 persen, menjadi menetap di US$73,79 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September bertambah US$1,61 atau 2,3 persen, menjadi ditutup di US$71,91 per barel.

"[Kekhawatiran] Matinya permintaan sangat dilebih-lebihkan. Permintaan tidak akan hilang, jadi kami kembali melihat pasar yang sangat ketat," kata Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group di Chicago, dilansir Antara, Jumat (23/7/2021).

Anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen lain termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, minggu ini menyetujui kesepakatan untuk meningkatkan pasokan minyak sebesar 400.000 barel per hari mulai Agustus hingga Desember untuk mendinginkan harga dan memenuhi permintaan yang meningkat.

Namun, karena permintaan masih akan melebihi pasokan pada paruh kedua tahun ini, Morgan Stanley memperkirakan bahwa harga acuan global Brent akan diperdagangkan pada pertengahan hingga sekitar US$70 per barel untuk sisa tahun ini.

"Pada akhirnya pemulihan PDB global kemungkinan akan tetap di jalurnya, data persediaan terus menggembirakan, neraca kami menunjukkan pengetatan di paruh kedua dan kami berharap OPEC tetap kohesif," katanya.

Rusia mungkin memulai proses pelarangan ekspor bensin minggu depan jika harga bahan bakar di bursa domestik tetap pada level saat ini, Menteri Energi Nikolai Shulginov mengatakan, lebih lanjut menandakan pasokan minyak yang lebih ketat ke depan.

Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen minyak utama dunia, naik tak terduga sebesar 2,1 juta barel pekan lalu menjadi 439,7 juta barel, meningkat untuk pertama kalinya sejak Mei, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA).

Namun persediaan di pusat penyimpanan minyak mentah Cushing, Oklahoma dan titik pengiriman untuk WTI, telah jatuh selama enam minggu berturut-turut, dan mencapai level terendah sejak Januari 2020 pekan lalu.

"Pasokan turun lebih lanjut sebesar 1,3 juta barel ke level terendah sejak awal tahun lalu, secara teoritis menawarkan dukungan pada kurva WTI," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.

Permintaan bensin dan solar, menurut angka EIA, juga melonjak minggu lalu.

Analis Barclays juga memperkirakan penarikan lebih cepat dari perkiraan dalam persediaan minyak global ke tingkat pra-pandemi, mendorong bank untuk menaikkan perkiraan harga minyak 2021 sebesar US$3 hingga US$5 menjadi rata-rata US$69 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper