Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Bikin Investor Borong Dolar AS, Rupiah Loyo

Dolar AS menguat karena kegelisahan melonjaknya infeksi Covid-19 di tengah-tengah ekspektasi kenaikan suku bunga di AS.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah melemah pada akhir perdagangan Rabu (21/7/2021) di tengah dolar AS yang terus menanjak seiring dengan langkah investor yang mencari aset aman.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup turun 0,17 persen menjadi Rp14.542 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia menguat 0,19 persen menjadi 93.150.

Sementara itu, mata uang di kawasan Asia Pasifik terpantau ditutup variatif. Yen Jepang melemah 0,25 persen, dolar Singapura turun 0,24 persen, sedangkan peso Filipina naik 0,78 persen dan yuan China naik 0,16 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan dolar AS berdiri di ambang puncak baru sejak awal tahun pada hari ini karena kegelisahan melonjaknya infeksi Covid-19 di tengah-tengah ekspektasi kenaikan suku bunga di AS.

“Infeksi AS telah melonjak, terutama di negara bagian yang belum divaksinasi. Data ini yang mengakibatkan dolar naik karena perbedaan hasil telah bergerak melawannya,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (21/7/2021).

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun turun ke level terendah lima bulan di bawah 1,20 persen pada awal pekan di tengah skeptisisme baru tentang rebound ekonomi yang kuat dari pandemi.

Di samping itu, investor sekarang disebut tengah menunggu keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan dirilis pada Kamis. Panduan dari ECB akan menjadi yang terbesar di cakrawala karena Presiden ECB Christine Lagarde diharapkan bernada dovish.

Sementara dari dalam negeri, Ibrahim melihat pasar mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo untuk memperpanjang PPKM Darurat, yang sebelumnya berlaku pada 3-20 Juli, hingga 25 Juli 2021.

“Perpanjangan PPKM Darurat masih akan menjadi salah satu sentimen utama yang membayangi pasar Tanah Air, seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini,” tulis Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan berfluktuasi cenderung melemah lagi pada perdagangan Kamis (22/7/2021) pada rentang Rp14.530 - Rp14.570 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper