Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Jatuh ke Rp14.517, Terimpit Penguatan Dolar AS

Posisi dolar AS terus menanjak kian mendekati level tertinggi dalam beberapa bulan karena kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan peningkatan jumlah kasus Covid-19
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah menutup hari ini di zona merah, tertekan oleh penguatan indeks dolar AS. Pelemahan itu pun terjadi di mayoritas mata uang kawasan Asia Pasifik.

Mengutip Bloomberg pada Senin (19/7/2021), rupiah terdepresiasi 0,14 persen menjadi Rp14.517,50 per dolar AS. 

Adapun, pelemahan mata uang Garuda lebih terbatas dibandingkan mata uang lainnya di Benua Kuning. Won Korea terpantau anjlok paling dalam sebesar 0,70 persen, Ringgit Malaysia turun 0,39 persen, dan rupee India turun 0,36 persen.

Sementara itu, indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia mengalami kenaikan 0,26 persen menjadi 92,930.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan posisi dolar AS terus menanjak kian mendekati level tertinggi dalam beberapa bulan karena kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan peningkatan jumlah kasus Covid-19. Adapun, jumlah kasus Covid-19 global mencapai 190 juta pada 19 Juli 2021 menurut data Universitas Johns Hopkins.

Negara-negara seperti Australia dan Korea Selatan bahkan menerapkan kembali langkah-langkah pembatasan untuk penyebaran varian delta Covid-19. Belum lagi, kasus pertama sudah dilaporkan di desa Olimpiade di Jepang menjelang Olimpiade Tokyo pada 23 Juli 2021. Rata-rata harian global tujuh hari kasus Covid-19 baru lebih dari setengah juta untuk pertama kalinya sejak Mei 2021.

“Tanpa data ekonomi signifikan yang akan dirilis hingga rilis indeks manajer pembelian manufaktur dan jasa AS pada hari Jumat, Covid-19 kemungkinan akan tetap menjadi fokus bagi investor hingga saat itu,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (19/7/2021).

Dari dalam negeri, Ibrahim menunjukkan pelaku pasar merespon positif keputusan pemerintah yang akan memperpanjang kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali hingga akhir Juli.

Perpanjangan pembatasan ini dinilai perlu karena varian baru Covid-19 yang terus meningkat bahkan Indonesia menjadi urutan pertama terbanyak Covid-19 dibandingkan Brazilia dan India.

Ibrahim bilang, dengan keputusan pemerintah tersebut diharapkan kasus Covid-19 akan lebih terkelola dan penurunan kasus akan lebih signifikan. Meskipun demikian, dampak dari perpanjangan PPKM darurat hingga akhir Juli itu akan mendorong penurunan pertumbuhan PDB tahun 2021 sebesar 0,5 persen-0,8 persen dari proyeksi baseline.

Ibrahim memperkirakan rupiah berpotensi bergerak fluktuatif dan melemah lagi pada perdagangan berikutnya pada rentang Rp14.500 - Rp14.540 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper