Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obligasi Konversi dan Rights Issue ASSA Jadi Pintu Masuk Bank Dunia

Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menuturkan penerbitan saham baru kali ini dapat menjadi pintu masuk datangnya investor baru bagi perseroan.
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA

Bisnis.com, JAKARTA - Rights issue sekaligus obligasi konversi PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) menjadi pintu masuk International Finance Corporation (IFC) ke jajaran pemegang saham. Di sisi lain, hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi keuangan perseroan.

Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menuturkan penerbitan saham baru kali ini dapat menjadi pintu masuk datangnya investor baru bagi perseroan.

"Dampaknya terhadap ASSA ke depan yaitu dengan adanya partisipasi IFC yang merupakan bagian dari grup Bank Dunia sebagai standby buyer menunjukkan kepercayaan institusi asing terhadap kinerja, manajemen dan ESG dari ASSA sesuai dengan harapan mereka yang cukup tinggi," urainya kepada Bisnis, Kamis (15/7/2021).

Sebagai pembeli siaga, maka kepemilikan saham ASSA akan dimiliki oleh IFC sekitar 15,01 persen apabila porsi publik yang ditawarkan tidak terserap.

"Dengan bergabungnya IFC sebagai pemangku kepentingan ASSA, diharapkan akan dapat memperkuat posisi keuangan serta reputasi ASSA sebagai perusahaan yang memiliki GCG yang baik," katanya.

Dari sisi kinerja Perseroan, melalui convertible bond ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja ASSA ke depan salah satunya melalui pengembangan usaha baru dibidang jasa sewa pergudangan yaitu Titipaja.

Selain itu, dengan sisa dana dari penerbitan convertible ini juga akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk melanjutkan transformasi bisnis ke arah Sharing Economy dan Tech Based Business, sehingga ASSA dapat melanjutkan pertumbuhan bisnis di tengah tren digitalisasi yang terus berkembang.

Prodjo menjelaskan perseroan menargetkan perolehan dana melalui PMHETD ini sekitar Rp720 miliar. Dana tersebut setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sebagian besar yaitu sekitar Rp639,3 miliar akan digunakan untuk melunasi dan membayar sebagian pinjaman bank yang diambil pada 2019 untuk memulai bisnis Last Mile Delivery Anteraja serta akuisisi lelang otomotif PT JBA.

Sekitar Rp18,52 miliar akan digunakan untuk pengembangan usaha jasa pergudangan Titipaja (e-fulfilment), serta sisanya untuk modal kerja Perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper