Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Varian Baru Covid-19 Mengkhawatirkan, Rupiah Ditutup Lesu

Pelemahan rupiah salah satunya dipengaruhi oleh sikap pasar yang mencermati perkembangan varian baru Covid-19 yang terus meningkat, terutama di DKI Jakarta.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah dan kembali ke kisaran Rp14.400 per dolar AS pada Senin (21/6/2021). Pelemahan terjadi seiring dengan melonjaknya penyebaran varian baru virus corona di Indonesia.

Data dari Bloomberg menyebutkan, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 52,5 poin atau 0,37 persen ke level Rp14.427,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,06 persen ke level 92,172.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menjelaskan, pelemahan rupiah salah satunya dipengaruhi oleh sikap pasar yang mencermati perkembangan varian baru Covid-19 yang terus meningkat, terutama di DKI Jakarta. Varian baru tersebut hingga saat ini telah berkontribusi lebih dari 20 persen dari kasus nasional.

“Situasi yang memburuk di Jakarta akan mencoreng muka Indonesia secara keseluruhan sehingga pemerintah harus mengkaji ulang fokusnya terhadap pertumbuhan ekonomi atau menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat,” katanya.

Hal yang mengkhawatirkan adalah rantai penyebaran virus corona yang belum terputus. Per 20 Juni 2021, jumlah pasien positif corona tercatat 1.989.909 orang, bertambah 13.737 orang (0,7 persen)

Perkembangan tersebut membuat Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan bergerak cepat dalam mengambil keputusan dan menegaskan seluruh aktivitas warga Ibu Kota wajib berhenti pada pukul 21:00 WIB, tanpa kecuali. Tidak hanya itu, Anies juga melarang warga berkumpul lebih dari lima orang.

Bila penyebaran varian baru Covid-19 terus terjadi maka jalan terakhir adalah melakukan lockdown secara total, walaupun keputusan tersebut kurang populer. Hal tersebut dapat menghambat laju ekonomi yang belum cukup kuat.

“Lonjakan kasus corona yang mungkin direspons dengan pembatasan kegiatan masyarakat akan membuat ekonomi mati suri,” lanjutnya.

Sementara itu, dari luar negeri, pasar masih terus mencerna komentar bank sentral AS, The Federal Reserve yang hawkish. Keputusan terbaru The Fed, yang diturunkan selama minggu sebelumnya, mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga dan pengurangan aset dapat dimulai lebih cepat dari yang diharapkan.

Dari 18 orang dewan kebijakan Fed, 13 memperkirakan bahwa suku bunga akan naik pada 2023 dibandingkan enam sebelumnya.

Ibrahim mengatakan, rupiah masih akan melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Selasa (22/6/2021). Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif dan ditutup pada rentang Rp14.410 - Rp14.460 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper