Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Koreksi Sesi I, Investor Asing Ngegas Borong Saham

Hingga akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG turun 0,72 persen atau 43,32 poin menjadi 5.963,8. Sepanjang sesi I, indeks bergerak di rentang 5.884,92-5.966,31.
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung koreksi pada sesi I, investor asing cenderung melakukan aksi beli.

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,90 persen menjadi 5.955 pada pukul 10.31 WIB. Indeks komposit sempat menyentuh titik terendah pada 5.884 pagi ini.

Hingga akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG turun 0,72 persen atau 43,32 poin menjadi 5.963,8. Sepanjang sesi I, indeks bergerak di rentang 5.884,92-5.966,31.

Sebanyak 129 saham menguat, 376 saham melemah, dan 118 saham stagnan. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp7.080,84 triliun. Investor asing terpantau melakukan beli bersih atau net buy senilai Rp737,52 miliar di seluruh pasar.

Sejumlah saham yang menjadi incaran investor asing ialah BBNI dengan net buy Rp50,7 miliar, BBRI Rp44,7 miliar, UNVR Rp28,6 miliar, dan BMRI Rp19,2 miliar.

Tak hanya IHSG, indeks saham utama di kawasan Asia juga terpantau memerah. Indeks Topix di Jepang sempat memimpin pelemahan sebesar 2,5 persen, diikuti indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,2 persen, dan indeks Shanghai Komposit di Shanghai turun 0,2 persen. 

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menjelaskan pelemahan IHSG dan sejumlah indeks saham regional tersebut disebabkan oleh kekhawatiran investor mengenai pengetatan (tapering off) yang akan dilakukan oleh The Fed.

“Taper tantrum dimulai lagi karena rencana The Fed mau menaikkan suku bunga pada kuartal I/2022,” kata Laksono di Jakarta, Senin (21/6/2021).

Selain itu, Laksono juga mengatakan pelemahan indeks juga disebabkan oleh kekhawatiran mengenai kasus positif Covid-19 yang meningkat, kendati alasan ini bukan yang utama.

Adapun, indeks saham global melemah pada Senin dan yield Treasury AS turun seiring dengan respons investor terhadap nada hawkish The Fed. 

Yield Treasury AS tenor 30 tahun bahkan turun ke bawah 2 persen untuk pertama kalinya sejak Februari, yang mencerminkan kebijakan akomodatif The Fed yang berpotensi dikurangi akan menekan pasar.

Baru-baru ini, pejabat The Fed James Bullard mengatakan risiko inflasi mungkin akan membuat para pembuat kebijakan menaikkan suku bunga tahun depan atau lebih cepat dari rencana.

Saat ini, pasar masih menantikan komentar dari pejabat The Fed yang lain, termasuk Gubernur The Fed Jerome Powell, untuk mengetahui panduan kebijakan stimulus bank sentral di Negeri Paman Sam tersebut.

Pasalnya, Bullard juga sempat mengatakan bahwa Bank Sentral AS sudah mulai berdiskusi mengenai kebijakan untuk mengurangi pembelian aset.

Adapun, aksi beli dari investor asing pada perdagangan hari ini disebut Laksono merupakan aksi buy on weakness karena investor nonresiden sudah banyak melepas saham pada akhir pekan lalu.

"Sementara, investor lokal tampaknya masih mengejar ketertinggalan yang terjadi pada akhir pekan lalu lalu," imbuh Laksono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper