Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Jones Anjlok 1,58 Persen

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi merosot 2,92 persen, memimpin pelemahan
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Amerika Serikat (AS) turun tajam pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 membukukan kinerja mingguan terburuk dalam beberapa bulan.

Pelemahan ini menyusul salah satu pernyataan pejabat The Fed James Bullard bahwa bank sentral AS mungkin menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Mengutip Antara, Sabtu (19/6/2021), indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 533,37 poin atau 1,58 persen menjadi menetap di 33.290,08 poin. Indeks S&P 500 berkurang 55,41 poin atau 1,31 persen menjadi ditutup pada 4.166,45 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 130,97 poin atau 0,92 persen menjadi berakhir di 14.030,38 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi merosot 2,92 persen, memimpin kerugian.

Indeks blue-chips Dow dan S&P 500 memulai pekan ini pada level rekor penutupan, tetapi akhirnya turun paling banyak, masing-masing sejak akhir Oktober dan akhir Februari 2021. Indeks Nasdaq yang padat saham teknologi juga ditutup lebih rendah meskipun membukukan dua penutupan tertinggi dalam lima hari terakhir.

Kepercayaan investor semula dipengaruhi oleh pertemuan kebijakan Fed, di mana bank sentral memproyeksikan kenaikan suku bunga akan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan, dan mengisyaratkan telah mencapai titik di mana mereka dapat mulai berbicara tentang pengurangan stimulus besar-besaran. H

al tersebut pun diperparah oleh Bullard, presiden Federal Reserve St. Louis, yang mengatakan pada Jumat (18/6/2021) bahwa dia termasuk di antara tujuh pejabat yang memperkirakan kenaikan suku bunga mulai tahun depan untuk menahan inflasi.

“Saya tidak terkejut melihat pasar sedikit menjual. Saya tidak pernah terkejut, mengingat pergerakan kuat yang kami miliki untuk jangka waktu yang begitu lama, ketika investor melihat beberapa periode pengambilan untung,” kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York.

Indeks volatilitas CBOE, pengukur ketakutan Wall Street terpantau ditutup pada level tertinggi dalam empat minggu pada Jumat (18/6/2021).

"Minggu depan, pelaku pasar  akan mendapatkan beberapa gubernur Fed memberikan pidato, dan kami akan memiliki hal yang sama. beberapa gubernur akan lebih hawkish, dan beberapa akan lebih dovish, sehingga pelaku pasar akan melihat beberapa mondar-mandir," Ghriskey menambahkan.

Dolar AS menguat setelah komentar Bullard, mendorong indeks yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya ke level tertinggi sejak pertengahan April 2021.

Sementara harga minyak mentah AS awalnya turun pada Jumat (18/6/2021), tetapi rebound setelah sumber OPEC mengatakan kelompok produsen tersebut memperkirakan pertumbuhan produksi minyak AS akan terbatas tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper