Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi AS Suram, Emas Berjangka Naik

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$5 atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada US$1.861,4 per ounce.
Emas batangan di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria 'Oegussa' di Wina, Austria./ REUTERS - Leonhard Foeger
Emas batangan di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria 'Oegussa' di Wina, Austria./ REUTERS - Leonhard Foeger

Bisnis.com, JAKARTA - Emas berjangka naik pada akhir perdagangan Kamis pagi (17/6/2021) setelah mencatat penurunan tiga hari beruntun. Kenaikan ini dipicu karena investor bereaksi terhadap data ekonomi AS yang mengecewakan

Di sisi lain, harga emas di pasar spot tergelincir setelah pejabat Federal Reserve memproyeksikan kenaikan suku bunga pertama pasca-pandemi pada 2023.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$5 atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada US$1.861,4 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (15/6/2021) emas berjangka tergelincir US$9,5 atau 0,51 persen menjadi US$1.856,40.

Emas berjangka anjlok US$13,7 atau 0,73 persen menjadi US$1,865,90 pada Senin (14/6/2021), setelah terpuruk US$16,8 atau 0,89 persen menjadi US$1.879,60 pada Jumat (11/6/2021) dan naik tipis US$0,9 atau 0,05 persen menjadi US$1.896,40 pada Kamis (10/6/2021).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (16/6) bahwa harga impor AS naik 1,1 persen pada Mei dibandingkan dengan 0,8 persen pada April.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa izin perumahan AS turun 3,0 persen ke laju tahunan 1,68 juta pada Mei, sementara perumahan baru naik 3,6 persen ke tingkat tahunan 1,57 juta pada Mei. Kedua angka itu dinilai sangat mengecewakan.

Di pasar spot emas merosot 1,1 persen menjadi US$1.839,06 per ounce pada pukul 14.42 waktu setempat (18.42 GMT), setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 14 Mei di US$1.833,65.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari mereka tak lama setelah pasar ditutup pada Rabu (16/6/2021).

Dalam proyeksi barunya, 11 dari 18 pejabat Fed memproyeksikan setidaknya dua seperempat poin kenaikan suku bunga untuk tahun 2023, bahkan ketika para pejabat dalam pernyataan mereka berjanji untuk menjaga kebijakan tetap mendukung untuk saat ini guna mendorong pemulihan lapangan pekerjaan yang sedang berlangsung.

"The Fed memiliki rencana permainan bahwa mereka akan menghapus semua akomodasi ini dan itu hanya reaksi awal (dalam emas)," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. Moya menambahkan bahwa Fed lebih hawkish daripada yang diharapkan pasar dan emas bisa jatuh lebih jauh menuju 1.830 dolar AS.

Namun, bank sentral mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek mendekati nol dan mengatakan akan terus membeli obligasi 120 miliar dolar AS setiap bulan untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Emas semakin terpukul oleh lonjakan dolar dan imbal hasil setelah pengumuman tersebut. Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Tetapi The Fed tidak akan memimpin dalam pengetatan dibandingkan bank-bank sentral utama lainnya dan Fed akan menjadi salah satu yang terakhir melakukan pengetatan, memungkinkan pelemahan dolar tetap utuh sepenuhnya yang seharusnya mendukung emas," kata Moya.

Pelaku pasar sekarang mencermati konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell setelah pernyataan itu.

Powell mengatakan kebijakan Fed akan terus memberikan dukungan 'kuat' untuk ekonomi dan menandai kekhawatiran atas pemulihan ekonomi. Dia juga mengatakan inflasi bisa berubah menjadi lebih tinggi dan lebih persisten dari yang diharapkan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 11,9 sen atau 0,43 persen, menjadi ditutup pada US$27,812 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$6,7 atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada US$1.141,9 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper