Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Digital Bisa Geser BBCA & BBRI? Ini Komentar Analis

Beberapa bank digital masih memiliki arus kas (cash flow) yang berada di zona merah.
Karyawan beraktivitas didepan logo Bank Jago di Jakarta, Senin (29/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas didepan logo Bank Jago di Jakarta, Senin (29/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah tantangan masih akan dihadapi oleh sektor perbankan digital sebelum dapat menyamai atau melampaui saham-saham perbankan konvensional.

Menurut Head of Online Trading Ciptadana Sekuritas Asia Zabrina Raissa, tantangan bank digital untuk menggerus pasar bank konvensional masih cukup besar. Hal ini mengingat kondisi fundamental kedua sektor yang masih terpaut cukup jauh.

Zabrina mencontohkan, saham bank konvensional seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) secara historis mencatatkan kinerja yang optimal dari tahun ke tahun. Hal ini juga ditopang oleh basis pelanggan yang besar dan loyal.

“Saham seperti BBCA atau BBRI saat ini juga memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Sehingga masih sulit digeser oleh bank-bank digital,” jelasnya dalam acara Bisnis Muda “Mumpung Masih Muda, Investasi Apa yang Baik untuk Kamu?” Senin (31/5/2021).

Zabrina mengatakan, valuasi saham bank-bank digital saat ini terbilang unik. Sejumlah pihak meyakini prospek saham seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang dapat menyamai BBCA di masa depan.

Di sisi lain, kondisi fundamental beberapa bank digital belum mengindikasikan prospek positif sektor ini. Beberapa bank digital masih memiliki arus kas (cash flow) yang berada di zona merah.

“Menurut saya, jalan bank digital untuk mengalahkan bank konvensional besar seperti BBCA atau BBRI masih cukup sulit. Tetapi, prospek mereka akan didukung oleh perkembangan teknologi seperti revolusi industri 4.0,” katanya.

Sebelumnya, bank masa depan membutuhkan dukungan artificial intelligence (AI) untuk berkembang di era digital. Bank memerlukan segudang kemampuan AI dan analitik yang memberikan solusi sekaligus dipersonalisasi serta dilengkapi pengalaman unik secara real time.

Partner Senior McKinsey & Company Renny Thomas dalam laporan bertajuk "Membangun AI Perbankan Masa Depan" memaparkan, sektor perbankan saat ini berada pada momen yang sangat penting. Disrupsi teknologi dan pergeseran konsumen meletakkan dasar bagi kurva S baru untuk model bisnis perbankan, dan pandemi Covid-19 telah mempercepat tren ini.

Dalam membangun momentum ini, kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam layanan keuangan telah menawarkan potensi untuk meningkatkan pendapatan serta penghematan beban dengan melibatkan dan melayani pelanggan dengan cara yang sangat baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper