Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Bitcoin Tak Lagi Agresif, Isu Ramah Lingkungan Makin Mencuat

Bitcoin sempat kembali melonjak sesaat setelah taipan Elon Musk menyatakan dukungan penggunaan energi yang lebih ramah dalam proses penambangan Bitcoin.
Ilustrasi representasi bitcoin/Bloomberg
Ilustrasi representasi bitcoin/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Laju kebangkitan Bitcoin kembali tertahan pada Selasa (25/5/2021) ini setelah sebelumnya melonjak 16 persen kemarin malam. Di sisi lain, isu mengenai proses penambangan kripto yang lebih ramah lingkungan terus mencuat.

Mata uang digital terbesar itu hanya sedikit naik menuju level US$38.800 pada 7:35 pagi di London, padahal sebelumnya melonjak 16 persen dalam semalam. Di sisi lain Bloomberg Galaxy Crypto Index dan token lainnya termasuk Ether terpantau stabil.

Bitcoin sempat kembali melonjak sesaat setelah taipan Elon Musk menyatakan dukungan penggunaan energi yang lebih ramah dalam proses penambangan Bitcoin. Alhasil cuitan itu memicu reli yang memperpanjang pertarungan volatilitas pasca terjun bebas pekan lalu.

Padahal, pekan lalu Musk juga menjadi salah satu dalang kejatuhan harga Bitcoin setelah dirinya menyebut Tesla tak akan lagi menggunakan Bitcoin karena proses penambangan aset kripto tersebut memakan energy yang sangat masif.

Selama ini Musk memang dikenal sebagai pengusaha yang menaruh perhatian khusus terhadap teknologi ramah lingkungan.

Chief Market Strategist Miller Tabak + Co Matt Maley mengatakan, jika sentimen Musk terus menerus memengaruhi pergerakan signifikan harga Bitcoin, hal tersebut akan menjadi kemunduran besar untuk kelas aset tersebut.

“Fakta bahwa cuitan dari satu orang bisa membuat sebuah aset demikian volatil akan menghilangkan legitimasi aset tersebut,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (25/5/2021)

Di sisi lain, desakan untuk membuat industri kripto lebih ramah lingkungan menjadi kian kencang pasca cuitan Musk. Beberapa penambang Bitcoin kini telah bergabung dengan Crypto Climate Accord, sebuah inisiatif sektor swasta untuk mendekarbonisasi industri crypto pada tahun 2030.

Tokoh berpengaruh lainnya dalam industri Bitcoin, Michael Saylor, juga ikut mencuit pada Senin kemarin bahwa dirinya dan Musk telah melakukan dialog bersala para penambang Bitcoin besar di Amerika Utama, termasuk Galaxy Digital milik Michael Novogratz dan Hut 8 Mining Corp. yang diperdagangkan secara publik, untuk membahas "transparansi penggunaan energi."

Saylor mengatakan kelompok tersebut setuju untuk membentuk Dewan Pertambangan Bitcoin untuk melakukan standardisasi pelaporan konsumsi energi dalam proses penambangan Bitcoin.

Inisiatif Musk dan Saylor untuk membuat Bitcoin "lebih hijau" menjadi pertanda baik bagi narasi ESG dan adopsi institusional, "tulis David Grider, ahli strategi di Fundstrat Global Advisors LLC, dalam sebuah catatan.

Adapun, dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi banyak penambang terbesar untuk mengkalibrasi ulang sumber energi mereka.

Penggunaan besar-besaran Bitcoin dari daya yang dipicu oleh polusi bahan bakar fosil adalah masalah yang telah lama ada. Penambang menggunakan ratusan komputer yang bekerja sepanjang waktu untuk memverifikasi transaksi Bitcoin dengan imbalan koin baru.

Pada Februari lalu, Musk sendiri secara mengejutkan menanam US$1,5 miliar dari kas Tesla ke dalam Bitcoin dan mengumumkan bahwa perusahaan kendaraan listrik itu akan menerima Bitcoin sebagai pembayaran untuk produknya, sebelum akhirnya dia membatalkan penyataannya pada Mei ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper