Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Inflasi AS Mereda, Wall Street Melonjak

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,54 persen ke level 34.393,98, sedangkan indeks S&P 500 menguat  0,99 persen ke 4.197,05 dan Nasdaq Composite naik 1,41 persen ke level 13.661,17.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Senin (24/5/2021), dipimpin oleh sektor teknologi menyusul meredanya kekhawatiran terhadap inflasi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,54 persen ke level 34.393,98, sedangkan indeks S&P 500 menguat  0,99 persen ke 4.197,05 dan Nasdaq Composite naik 1,41 persen ke level 13.661,17.

Sebanyak 10 dari 11 sektor indeks S&P 500 menguat. Sementara itu, indeks Nasdaq ditopang oleh penguatan saham-saham teknologi besar seperti Apple Inc., Amazon.com Inc., dan Tesla Inc.. sementara itu, Bitcoin melonjak setelah anjlok 18 persen pada akhir pekan lalu.

Meskipun sejumlah analis memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk memberikan sinyal jelas terhadap tekanan inflasi, data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan telah membantu meredam kekhawatiran investor.

Anggota dewan Gubernur Federal Reserve Lael Brainard, Presiden The Fed wilayah Atlanta Raphael Bostic dan James Bullard dari St.Louis mengatakan mereka tidak akan terkejut melihat kekurangan pasokan mendorong harga naik dalam beberapa bulan mendatang karena pandemi surut dan permintaan  yang sempat terpendam kembali melonjak. Hal ini dikarenakan kenaikan harga tersebut bersifat sementara.

Managing director perdagangan dan investasi E*Trade Financial Chris Larkin mengatakan the Fed melanjutkan sikap wait and see, yang menambahkan dorongan terhadap sektor teknologi.

"Saham menuju minggu penuh terakhir bulan ini mencoba untuk memecahkan kebuntuan selama dua pekan terakhir," ungkap Larkin, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, mantan pedagang Merrill Lynch yang mendirikan buletin "The Sevens Report", Tom Essaye, mengatakan kekhawatiran inflasi akan tetap menjadi tekanan terhadap pasar saham sampai menjadi jelas bahwa tekanan harga tidak akan bertahan lama.

"Sampai saat itu, pasar akan lebih bergejolak. Namun pada titik ini, dukungan kebijakan yang kuat untuk saham tetap ada, dan itu hal yang baik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper