Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MDKA Berpotensi Raup Pendapatan Rp2,4 Triliun per Tahun dari Proyek AIM

Proyek AIM ini diharapkan menambah pendapatan MDKA sebesar US$170 juta atau sekitar R02,43 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS) per tahun selama lebih dari 22 tahun.
Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) Albert Saputro (kedua kiri) bersama Wakil Presiden Direktur MDKA Simon James Milroy (kiri), Direktur MDKA Titien Supeno (tengah), Direktur Independen MDKA Chrisanthus Supriyo (kedua kanan) dan Direktur MDKA Michael William Soeryadjaya (kanan) foto bersama usai pelaksanaan RUPST dan RUPSLB MDKA di Jakarta, Selasa (25/5).
Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) Albert Saputro (kedua kiri) bersama Wakil Presiden Direktur MDKA Simon James Milroy (kiri), Direktur MDKA Titien Supeno (tengah), Direktur Independen MDKA Chrisanthus Supriyo (kedua kanan) dan Direktur MDKA Michael William Soeryadjaya (kanan) foto bersama usai pelaksanaan RUPST dan RUPSLB MDKA di Jakarta, Selasa (25/5).

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) telah berhasil merampungkan studi kelayakan proyek Acid, Iron, Metal (AIM).

Proyek AIM ini diharapkan menambah pendapatan MDKA sebesar US$170 juta atau sekitar R02,43 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS) per tahun selama lebih dari 22 tahun.

Wakil Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Simon James Milroy mengatakan perseroan telah menandatangani Perjanjian Usaha Patungan (JVA) untuk proyek AIM dengan Eternal Tsingshan Group Limited (Tsingshan) dan afiliasinya masing-masing.

Selanjutnya, para pihak mendirikan perusahaan patungan berbadan hukum Indonesia yakni PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), untuk menjalankan dan mengoperasikan Proyek AIM. Komposisi sahamnya 80 persem dimiliki oleh MDKA dan 20 persen oleh Tsingshan.

"Proyek AIM akan memulai konstruksi pada kuartal II/2021 dan ditargetkan untuk memulai produksi pada kuartal IV/2022," paparnya dalam Paparan Publik usai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Selasa (25/5/2021).

MDKA menganggarkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar US$290 juta untuk pabrik awal proyek AIM. Diperkirakan capex untuk AIM pada 2021 mencapai US$100 juta.

Produk AIM yang akan dikomersilkan ialah asam sulfur dan uap dengan ekspektasi pendapatan US$54juta, besi US$43 juta, tembaga, emas dan perak US$73 juta, sehingga totalnya mencapai US$170 juta per tahun.

MDKA Berpotensi Raup Pendapatan Rp2,4 Triliun per Tahun dari Proyek AIM

Untuk menjaga kinerja terus bertumbuh, MDKA juga akan terus melanjutkan kegiatan pre-feasibility study (studi pra kelayakan) untuk potensi Proyek Tembaga Tujuh Bukit, yang mengandung sumber daya 8,7 juta ton tembaga dan juga 28 juta ounces emas.

Lebih lanjut, pendapatan konsolidasi, EBITDA, dan laba pada 2021 diperkirakan meningkat kedepannya, seiring dengan operasi normal di Tambang Emas Tujuh Bukit pasca insiden rekahan heap leach, yang diharapkan kembali normal mulai kuartal III/2021 serta peningkatan produksi tembaga dari Tambang Tembaga Wetar.

Pada kuartal I/2021, MDKA memproduksi 16.585 ounces emas dan 2.489 ton tembaga, peningkatan yang naik signifikan dibandingkan dengan produksi pada kuartal IV/2020 sebesar 5.355 ounces emas dan 1.017 ton tembaga.

Peningkatan produksi terutama dikarenakan perkembangan positif dalam perbaikan pelataran pelindian akibat insiden rekahan di Tambang Emas Tujuh Bukit dan peningkatan produksi di Tambang Tembaga Wetar.

MDKA menargetkan produksi 100.000 ounces-120.000 ounces emas dan 14.000ton-17.000 ton tembaga pada 2021.

Secara kinerja keuangan, pada kuartal I/2021, MDKA mencatat pendapatan US$46,55 juta, aset perusahaan tercatat naik menjadi US$1,16 miliar dari US$929,61 juta pada Maret 2021.

Selama tahun 2020, MDKA mencatatkan pendapatan sebesar US$321,86 juta, lebih rendah 20,14 persen dibandingkan dengan 2019 sebesar US$402,03 juta.

Simon menjelaskan, penurunan pendapatan mayoritas dikarenakan dua hal, yaitu pertama, berjalannya proses strategic review di tambang tembaga Wetar, untuk proses integrasi dengan proyek AIM yang telah selesai di akhir tahun 2020.

Kedua, yaitu adanya insiden pergeseran permukaan tanah di heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit pada September 2020, yang berdampak kepada minimnya produksi dan juga penurunan penjualan di kuartal IV/2020.

“Proses remediasi/perbaikan telah berjalan sejak kuartal IV 2020. Sebagai hasilnya, pada Januari 2021 proses produksi dari kegiatan heap leach telah dimulai meskipun belum beroperasi secara penuh. Proses remediasi/perbaikan sedang berjalan bertahap yang ditargetkan selesai di akhir kuartal II/2021 ini,” ujar Simon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper