Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Ambil Untung Bikin Emas Tergelincir

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh US$5,2 atau 0,28 persen menjadi ditutup pada US$1.876,70 per ounce.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Sabtu (22/5/2021) setelah investor melakukan aksi ambil untung dari kenaikan selama enam hari berturut-turut, saat dolar menguat ditopang data ekonomi AS yang solid.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh US$5,2 atau 0,28 persen menjadi ditutup pada US$1.876,70 per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (20/5/2021), emas berjangka terkerek US$0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi US$1.881,90.

Emas berjangka melonjak US$13,5 atau 0,72 persen menjadi US$1.881,50 pada Rabu (19/5/2021), setelah naik US$0,4 atau 0,02 persen menjadi US$1.868 pada Selasa (18/5/2021), dan melambung US$29,5 atau 1,6 persen menjadi US$1.867,60 pada Senin (17/5/2021).

Data menunjukkan aktivitas pabrik AS semakin cepat pada awal Mei di tengah permintaan domestik yang kuat.

IHS Markit pada Jumat (21/5/2021) melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur naik ke rekor 61,5 pada Mei dari 60,5 di bulan sebelumnya, mengurangi daya emas. Di sektor jasa, indeks manajer pembelian "flash" IHS Markit naik ke rekor 70,1 pada Mei dari 64,7 pada April.

"Data ekonomi yang kuat seperti PMI berpotensi memiliki peluang untuk menyebabkan beberapa riak jangka pendek di pasar emas, berdasarkan premis bahwa Federal Reserve berpotensi mengurangi pembelian obligasi lebih cepat dari yang diperkirakan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Risalah Fed pada Rabu (19/5/2021) menunjukkan sejumlah pejabat siap untuk mengurangi kebijakan moneter di tengah pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, meskipun para pelaku pasar mengabaikan kekhawatiran tersebut karena mereka tidak berharap itu akan terjadi dalam waktu dekat.

Dolar AS juga menguat 0,3 persen terhadap enam mata uang utama saingannya, membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang dijadikan acuan bertahan di 1,62 persen, turun dari tertinggi hampir satu minggu 1,69 persen pada Rabu (19/5/2021).

"Pasar obligasi menunjukkan bahwa mereka cenderung percaya bahwa Fed akan jauh lebih lambat dalam menghapus akomodasi," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang emas tanpa suku bunga.

“Kami percaya emas mungkin bergerak lebih tinggi karena dampak negatif dari risalah Fed berkurang. Itu mengatakan, emas menghadapi resistensi yang cukup kuat di level US$1.900 per ounce,” kata HSBC dalam sebuah catatan.

Logam mulia selain emas, perak untuk pengiriman Juli turun 58,1 sen atau 2,07 persen menjadi ditutup pada US$27,486 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$35,6 atau 2,95 persen menjadi ditutup pada US$1.169,4 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper