Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Level Harga Sudah Tidak Wajar, Cek Komoditas Apa yang Terancam Anjlok!

Harga-harga komoditas mencatatkan reli terkuat dalam periode 12 bulan sejak pertengahan 1970an silam, seiring dengan tekanan inflasi.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah komoditas diprediksi akan mengalami koreksi harga pada akhir tahun ini menyusul lonjakan yang dinilai sudah terlalu jauh.

Laporan Analis Morgan Stanley, Susan Bates pada Senin (17/5/2021), menyebutkan, sejumlah komoditas dinilai telah melampaui level harga yang dapat dijustifikasi oleh kondisi fundamentalnya.

Bates menjelaskan, harga-harga komoditas mencatatkan reli terkuat dalam periode 12 bulan sejak pertengahan 1970an lalu seiring dengan tekanan inflasi. Meski demikian, ia menilai faktor risk and reward pada sentimen ini perlahan mulai melandai.

Bates melanjutkan, pihaknya melihat risiko downside akan semakin besar mendekati akhir tahun ini pada sejumlah komoditas. Meski demikian, titik balik reli komoditas tersebut masih sulit dipastikan.

“Bijih besi, logam dasar, logam mulia, komoditas biji-bijian, gas alam Eropa, serta LNG berpotensi mengalami koreksi. Sementara itu, harga gula, minyak, dan gas alam memiliki ketahanan yang lebih tinggi pada tahun ini,” jelas Bates dikutip dari laporannya.

Sebelumnya, mengutip laporan Commodity Market Outlook April 2021, perbaikan harga komoditas di kuartal I/2021 terus berlanjut, terutama di tiga sektor yang mengembalikan harga saat sebelum pandemi.

Harga minyak tercatat mengalami pemulihan paling cepat setelah sempat terjun saat pandemi Covid-19. Namun disebutkan bahwa OPEC tampak menahan produksi di pasar untuk mewanti-wanti risiko perubahan cuaca. 

Pemulihan komoditas logam terlihat dari permintaan yang meluas ditopang oleh negara maju dan juga negara Emerging Market and Developing Economies (EMDEs). 

Selanjutnya harga komoditas pertanian terutama makanan, juga melejit serta perkiraan pertumbuhan pasokan direvisi turun, meski stok tetap mencukupi. 

Goldman Sachs dalam laporannya menyebut telah melihat ada tren kenaikan harga komoditas pada 2021 setelah resesi hebat pada 2020 akibat pandemi Covid-19. 

Selain ketiga komoditas di atas, komoditas lain pun tercatat juga mengalami kenaikan harga. Namun Worldbank memperkirakan pada 2022 kenaikan harga komoditas tidak akan berlanjut signifikan seiring dengan kenaikan harga logam yang naik tipis saat ini. 

"Prospek harga komoditas sangat bergantung pada perkembangan pandemi, adanya potensi risiko tambahan terbalik jika peluncuran vaksin terlalu cepat dan pertumbuhan kuat di Amerika serikat akan menghasilkan spill-over signifikan secara global," tulis Bank Dunia dalam loporan Commodity Outlook April 2021.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper