Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Lebaran, Kurs Jisdor Melemah ke Rp14.284

Kurs Jisdor turun 81 poin atau 0,57 persen dari posisi sebelum libur lebaran, Selasa (11/5/2021) Rp14.203 per dolar AS.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di hari ini, Senin (17/5/2021) pasca lebaran Idulfitri.

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.284 per dolar AS, turun 81 poin atau 0,57 persen dari posisi sebelum libur lebaran, Selasa (11/5/2021) Rp14.203 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan hari ini, rupiah ditutup melemah 0,60 persen ke level Rp14.282,5 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS terpantau menguat 0,06 persen menuju 90,3710 pada pukul 15.36 WIB.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelaku pasar saat ini terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri, walaupun memang angka kasus positif terus melandai.

Namun masuknya berbagai varian baru virus tersebut ditambah dengan adanya fenomena mudik meski telah dilarang menurut Ibrahim patut untuk diwaspadai. Apalagi minggu ini akan ada gelombang arus balik.

“Banyak yang khawatir jika masyarakat nekat mudik hanya akan menjadi super spreader. Ini bahaya! Jika berkaca pada India, keteledoran harus  dibayar dengan mahal,” papar Ibrahim pada Senin (17/5/2021).

Negara-negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia telah melakukan lockdown, sehingga membuat Indonesia harus waspada agar varian baru virus Covid-19 tidak menyebar dan perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat menurutnya.

Terdapat lebih dari 1,5 juta orang tercatat mudik. Berdasarkan random sampling kepolisian, 60 persen pemudik terinfeksi Covid-19. Artinya bagi pasar kenaikan infeksi virus tersebut menunjukkan adanya risiko ungkap Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper