Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tertekan 1,76 Persen, Asing Justru Borong Saham Bank

IHSG terpantau parkir di level 5.833,856 setelah melemah 1,76 persen atau 104,49 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.817,71-5.958,79. 
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (17/5/2021) setelah libur panjang lebaran. 

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau parkir di level 5.833,856 setelah melemah 1,76 persen atau 104,49 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.817,71-5.958,79. 

Sebanyak 113 saham ditutup menguat, 414 saham melemah, sedangkan 117 saham stagnan. Pada penutupan, tercatat total transaksi sebesar Rp12,01 triliun, dengan net buy investor asing senilai Rp52,03 miliar. 

Meski melemah, investor asing justru paling banyak memburu saham perbankan seperti BBCA, BMRI, dan BBNI dengan masing-masing net buy Rp314,4 miliar, Rp68,9 miliar, dan Rp32,2 miliar. 

Selain itu, asing juga tercatat membeli saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) senilai Rp56,7 miliar. Namun saham ANTM masih ditutup melemah 0,42 persen dan bertengger di posisi 5.925.

Sementara saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) menjadi yang paling banyak dijual asing dengan aksi jual atau net sell sebesar Rp164,5 miliar, yang menyebabkam saham turun hingga 7 persen dan berada di posisi 1.130.

Selanjutnya saham bank PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dijual asing sebanyak Rp121,1 miliar. Saham BBRI pun melemah 2,26 persen ke level 3.900. 

Chief Economist Tanamduit Ferry Latuhihin melalui siaran Market Outlook Tanamduit, Senin (17/5/2021) menyebutkan tekanan yang kini ada adalah hal yang wajar dan bersifat sementara lantaran merebaknya kasus Covid-19 dan disusul kebijakan Singapura untuk kembali melakukan lockdown.

“Saat ini market kita masih tertekan itu, sangat wajar. Sangat rasional, karena masih dibayangi Covid-19 yang sangat mengerikan, bukan cuma kecil jumlahnya terdampak di India,” ujar Ferry dalam acara Market Outlook yang dilakukan secara virtual. 

Sementara itu di Indonesia juga dibayangi momen lebaran yang memicu mudik lebaran yang dilakukan oleh masyarakat. Setelah itu, saat salat Idulfitri di masjid yang menyebabkan kerumunan yang dikhawatirkan akan memperluas infeksi virus Covid-19. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper