Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Terperosok Akibat Data Inflasi AS

Harga emas tertekan lantaran data inflasi Amerika Serikat pada April 2021 berhasil melampaui perkiraan pasar.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mengalami penurunan sebagai dampak dari data inflasi Amerika Serikat pada April 2021 melampaui perkiraan pasar.

Seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (12/5/2021), penurunan harga emas diakibatkan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dan nilai tukar dolar AS, menyusul data inflasi negara tersebut melonjak.

Harga emas spot terkoreksi 0,9 persen menjadi US$1.820,86 per ounce di New York setelah kabar mengenai inflasi AS pada April. Sebelumnya, harga emas sempat mencapai US$1.845.51 per ounce pada Senin (10/5/2021), tertinggi sejak 11 Februari 2021.

“Harga emas kira-kira 50 persen berkorelasi dengan obligas AS. Naiknya inflasi yag direspons oleh melemahnya Wall Street menunjukkan bahwa investor khawatir bahwa The Fed mungkin segera mengetatkan suku bunga acuannya," kata Jay Hatfield, Presiden Infrastructure Capital Management.

Adapun, laju inflasi Amerika Serikat pada April 2021 meningkat dengan laju tertinggi sejak tahun 2009.

Berdasarkan data Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) naik 0,8 persen pada April 2021 dari bulan sebelumnya.

CPI ditopang rekor kenaikan harga mobil bekas karena permintaan yang meningkat. Sementara itu, CPI inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi naik 0,9 persen dibandingkan bulan Maret. Lonjakan CPI inti ini terbesar sejak 1982.

Sebelumnya, median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan CPI naik 0,2 persen, sedangkan CPI inti meningkat 0,3 persen. Imbal hasil obligas AS bertenr 10 tahun menjadi 1,647 persen mengikuti data tersebut.

Sementara itu, secara tahunan, CPI melonjak menjadi 4,2 persen yoy, terdistorsi oleh perbandingan dengan indeks yang tertekan pandemi pada April 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper