Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembelian Reksa Dana Meningkat Sepanjang April, Dana Kelolaan Ikut Terangkat

Per akhir April dana kelolaan reksa dana secara industri tercatat sebesar Rp568,02 triliun, naik dari posisi akhir Maret lalu sebesar Rp565,87 triliun atau tumbuh 0,38 persen.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Dana kelolaan industri reksa dana mencatatkan pertumbuhan bulanan pada akhir April lalu, meski secara unit penyertaan terpantau menyusut.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, per akhir April dana kelolaan reksa dana secara industri tercatat sebesar Rp568,02 triliun, naik dari posisi akhir Maret lalu sebesar Rp565,87 triliun atau tumbuh 0,38 persen.

Adapun jika dilihat per jenis, mayoritas kelas aset membukukan kenaikan dana kelolaan, dipimpin oleh reksa dana berbasis kelas aset saham yang naik 2,95 persen dan reksa dana berbasis aset pasar uang tumbuh 1,92 persen.

Disusul dengan reksa dana berbasis pendapatan tetap konvensional yang naik 1,22 persen dan reksa dana berbasis sukuk tumbuh 1,72 persen. Begitu pula reksa dana campuran yang naik 0,65 persen dan berbasis ETF yang naik 0,26 persen.

Sebaliknya, dana kelolaan reksa dana terproteksi yang memiliki porsi paling besar di industri turun 2,69 persen. Nasib serupa dialami reksa dana dengan kelas aset indeks saham dan reksa dana kelas aset efek global yang masing-masing susut 5,83 persen dan 4,81 persen.

Di sisi lain, data yang sama mencatat total unit penyertaan reksa dana terpantau turun menjadi 430,81 miliar unit per akhir April, dari sebelumnya 433,55 miliar unit per akhir Maret.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kenaikan dana kelolaan reksa dana disebabkan oleh faktor beragam termasuk karena kenaikan valuasi aset dasar dan karena faktor pembelian unit reksa dana atau subscription.

Infovesta Utama mencatat, mayoritas jenis reksa dana mencatatkan net subscription selama April lalu, yakni reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan exchange trade fund (ETF).

Sebaliknya, reksa dana terproteksi tercatat membukukan net redemption yang diperkirakan berasal dari produk reksa dana yang jatuh tempo di April. Adapun reksa dana indeks juga terpantau mengalami net redemption.

“Rata-rata ini net subs, penurunan UP karena ada terproteksi yang cair dan tidak ada produk pengganti, tapi secara overall April masih net subscribe,” kata Wawan ketika dihubungi Bisnis, Senin (10/5/2021)

Wawan menilai, secara umum tren pembelian reksa dana sepanjang April terpantau positif meski trennya berbeda-beda tergantung kelas asetnya.

Dia mencontohkan untuk kenaikan dana kelolaan reksa dana saham lebih dikarenakan peningkatan pembelian unit reksa dana oleh investor, karena secara kinerja reksa dana jenis ini cenderung flat sepanjang bulan lalu.

Ini terlihat dari tren pembelian reksa dana saham yang mengalami net subscription menjadi 93,26 miliar unit dari sebelumnya 92,21 miliar unit. Sementara kinerja indeks reksa dana saham yang tercermin dalam Infovesta 90 Equity Fund Index sepanjang bulan lalu masih negatif 2,44 persen.

Adapun untuk reksa dana pendapatan tetap, selain membukukan net subscription menjadi 86,43 miliar unit dari sebelumnya 86,47 unit, kinerja pasar obligasi bulan lalu juga turut menyumbang kenaikan dana kelolaan reksa dana berbasis aset surat berharga tersebut.

Reksa dana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta 90 Fixed Income Fund Index menjadi jawara sepanjang April dengan kenaikan 1,41 persen secara bulanan, ditopang oleh tren rebound obligasi pemerintah.

Begitu pula dengan reksa dana pasar uang yang turut mencetak net subscription menjadi 66,16 miliar unit per akhir April dari sebelumnya 66,03 miliar unit per akhir Maret.

Wawan menyebut peningkatan minat ke reksa dana salah satunya ditopang oleh momentum Ramadan dan jelang Lebaran, yang mana aktivitas masih terbatas dengan adanya pelarangan mudik dan sebagainya sehingga dana masyarakat mengalir ke instrumen investasi.

“Jadi saya lihat sepertinya yang pada dapat THR ini malah nambah ke reksa dana karena nggak terlalu banyak yang bisa dilakukan. Selain itu bisa juga ada switching sebagian dari terproteksi yang cair,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper