Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Campuran Masih Bisa Tumbuh Meski Popularitas Turun

Kondisi pasar saham yang masih dalam kondisi wait and see dan mengalami konsolidasi dinilai memberikan tekanan yang cukup sulit bagi kinerja reksa dana campuran. 
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Popularitas instrumen reksa dana campuran dinilai tengah mengalami penurunan dalam beberapa waktu belakangan. Meski demikian, peluang pertumbuhan instrumen masih cukup terbuka seiring dengan prospek pemulihan ekonomi pascapandemi virus corona.

Direktur Utama PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM) Anthony Dirga menjelaskan, rerata kinerja reksa dana campuran di bulan April hampir datar. Kondisi pasar saham yang masih dalam kondisi wait and see dan mengalami konsolidasi dinilai memberikan tekanan yang cukup sulit bagi kinerja reksa dana campuran. 

Ia melanjutkan, saat ini reksa dana campuran sedang mengalami penurunan popularitas. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi serta pengetahuan investor yang cukup pesat.

Anthony memaparkan, reksa dana campuran terdiri dari sejumlah aset dasar, yakni saham, obligasi dan pasar uang. Ketika pengetahuan investor masih awam, mereka berinvestasi pada reksa dana campuran berdasarkan profil risiko masing-masing.

“Untuk yang agresif, mungkin membeli reksa dana campuran dengan porsi saham yang lebih tinggi, misalnya 70 persen, sisanya di obligasi dan pasar uang. Untuk yang lebih konservatif, mungkin membeli reksa dana campuran dengan porsi saham yang rendah, misalnya 30 persen,” paparnya.

Namun, seiring dengan bertambahnya pengetahuan investor di Indonesia, mereka kini dapat meracik sendiri portofolio mereka dengan membeli reksa dana saham, reksa dana obligasi, reksa dana pasar uang secara ala carte. Kemudian, investor dapat menyesuaikan bobot reksa dana tersebut dengan profil risiko masing-masing.

Kemudahan peracikan portofolio reksa dana juga semakin dipermudah oleh aplikasi-aplikasi pintar yang disediakan oleh banyak agen penjual reksa dana, baik online maupun yang tradisional. Hal ini merupakan imbas positif dari bertambahnya pengetahuan investor tentang jenis-jenis reksa dana.

“Selain itu, saat ini juga semakin banyak aplikasi wealth management yang sangat user friendly,” kata Anthony.

Meski demikian, Anthony meyakini prospek pertumbuhan untuk reksa dana campuran masih positif. Ia menjelaskan, kondisi konsolidasi yang terjadi di pasar saham tidak akan berlangsung terlalu lama.

Hal tersebut, lanjut Anthony, didorong oleh sejumlah faktor seperti pendistribusian vaksin yang efektif, fase pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19, dan kondisi likuiditas yang berlimpah secara global.

Selain itu, UU Cipta Kerja yang sedang dijalankan oleh pemerintah akan memiliki dampak yang posistif untuk Indonesia dalam beberapa ahun ke depan.

“Dengan view seperti ini, kami percaya bahwa prospek reksa dana saham dan juga reksa dana campuran masih sangat baik ke depannya,” pungkas Anthony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper