Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian Indonesia Terkontraksi, Rupiah Ditutup Melemah Tipis

Rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.435 per dolar AS.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis pada Rabu (5/5/2021) seiring dengan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang negatif.

Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan hari ini, rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.435 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS terpantau juga menguat 0,081 poin atau 0,09 persen menuju 91,369 pada pukul 14.57 WIB.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya  menjelaskan, pelemahan rupiah utamanya dipicu oleh rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 yang masih terkontraksi.

Kepala BPS Suhariyanto menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tiga bulan pertama 2021 tumbuh -0,96 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Sementara dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), ekonomi Indonesia tumbuh 0,74 persen.

Realisasi ini tidak jauh dari ekspektasi pasar, dan bahkan sedikit lebih baik. Konsensus yang dihimpun pasar memperkirakan PDB terkontraksi 1,09 persen qtq, sementara secara tahunan diperkirakan terjadi kontraksi 0,87 persen yoy.

“Dengan demikian, kontraksi PDB Indonesia genap terjadi selama empat kuartal beruntun. Artinya, Indonesia terjebak di 'jurang' resesi ekonomi selama 1 tahun,” katanya.

Namun di kuartal II/2021, pemerintah optimistis perekonomian akan meningkat secara pesat, karena konsumsi dan investasi akan meningkat seiring dengan proses vaksinasi dan transmisi kebijakan moneter yang meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Sementara itu, dari luar negeri, dolar AS mencoba untuk memperpanjang reli pada hari Rabu seiring dengan prospek kemungkinan suku bunga AS yang lebih tinggi dan aksi jual saham teknologi memperburuk sentimen risiko untuk keuntungan mata uang safe-haven.

Lonjakan ini sebagian dipicu oleh komentar dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang mengatakan bahwa kenaikan suku bunga mungkin diperlukan untuk menghentikan ekonomi yang terlalu panas karena rencana pengeluaran Presiden AS Joe Biden.

Meski demikian, Yellen juga mengklarifikasi bahwa bagaimanapun, pihaknya tidak melihat tanda-tanda inflasi dan tidak memprediksi pergerakan suku bunga Federal Reserve AS.

Untuk perdagangan Kamis (6/5/2021) besok, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah akan melanjutkan pelemahannya. Rupiah akan dibuka berfluktuasi dan ditutup melemah tipis pada rentang Rp14.420 - Rp14.450.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper