Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terdorong Data PDB Kuartal I, Saham BCA dan BRI Jadi Buruan Asing

IHSG terpantau parkir di level 5.975,91, menguat 0,20 persen atau 12,0 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.971,31-5.992,93.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan Rabu (5/5/2021) seiring dengan rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 dan masuknya investor asing.

IHSG terpantau parkir di level 5.975,91, menguat 0,20 persen atau 12,0 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.971,31-5.992,93. 

Tercatat, sebanyak 245 saham menguat, 234 melemah dan 162 stagnan. Jelang penutupan total transaksi mencapai Rp8,75 triliun, dengan aksi beli bersih atau net buy investor asing senilai Rp184 miliar.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi yang paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp70,2 miliar. Saham BBCA naik 0,39 persen menuju Rp32.125.

Selanjutnya, saham BBRI mencatatkan net buy Rp69,8 miliar. Saham BBRI naik 0,74 persen ke level Rp4.090.

Dari sisi sektoral IDX-IC, 4 sektor terkoreksi sedangkan 7 lainnya naik. Sektor teknologi menguat paling tinggi 5,36 persen, sedangkan sektor kesehatan terkoreksi paling dalam 0,95 persen.

Sebelumnya, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG saat ini terlihat sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajarnya. 

Jika resisten level terdekat dapat ditembus dalam waktu dekat maka IHSG masih berpeluang untuk melanjutkan kenaikan jangka pendeknya. 

"Rilis data perekonomian PDB pada disinyalir masih akan menunjukkan stabilnya kondisi perekonomian Indonesia akan turut mewarnai pergerakan IHSG," paparnya dalam publikasi riset, Selasa (4/5/2021). 

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal I/2020 minus 0,74 persen (year on year/yoy).

Dengan demikian perekonomian Indonesia berada dalam fase resesi, Adapun secara kuartalan, ekonomi tumbuh sebesar minus 0,96 persen secara kuartalan (quarter to quarter/qtq). Dibandingkan kuartal IV/2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik.

Seperti diketahui, selama 3 kuartal terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami resesi. Kuartal IV/2020, ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi 2,19 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan pertumbuhan kuartal I/2021 menunjukkan perbaikan yang signifikan.

"Ini menunjukkan bahwa tanda-tanda perbaikan ekonomi semakin nyata," tegas Suhariyanto, Rabu (5/5/2021).

Secara lapangan usaha, infokom, pengadaan air, jasa kesehatan, pertanian dan pengadaan listrik dan gas serta real estat tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi dicetak oleh infokom sebesar 8,72 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper