Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS dan Yield Treasury Melandai, Harga Emas Menguat

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$24,1 atau 1,36 persen dan ditutup di US$1.791,80 per troy ounce.
Emas comex/Reuters
Emas comex/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berjangka melonjak lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin (3/5/2021) setelah melemah selama empat hari berturut-turut, di tengah pelemahan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$24,1 atau 1,36 persen dan ditutup di US$1.791,80 per troy ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (30/4), emas berjangka menyusut 60 sen atau 0,03 persen ke level US$1.767,70.

"Kombinasi imbal hasil obligasi yang tetap jinak, dolar di bawah tekanan, jumlah stimulus fiskal dan moneter di pasar ini ... semua faktor itu terus mendorong harga emas dan perak lebih tinggi," kata direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, David Meger.

Sementara itu, indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama saingannya tergelincir 0,3 persen, membuat emas lebih murah, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan juga turun.

Emas juga mendapat dukungan dari data ekonomi yang dirilis pada Senin (3/5). Indeks manufaktur dari lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) berada di 60,7 pada April, yang berada di bawah angka 65,0 yang diperkirakan para analis.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pengeluaran AS untuk proyek konstruksi naik 0,2 persen pada Maret ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,51 triliun dolar AS. Para ekonom memperkirakan kenaikan 1,8 persen.

Emas juga masih mendapat dorongan di tengah peningkatan kasus Covid-19 di India. Investor saat ini menantikan data pasar tenaga kerja pada Jumat (7/5) untuk mengukur kesehatan ekonomi AS.

Kepala pedagang di Investor Global AS Michael Matousek mengatakan data ekonomi yang kuat juga dapat mendorong emas lebih tinggi karena itu berarti inflasi akan naik.

"Kita perlu melihat emas naik di atas level US$1.800 dan mempertahankannya sebentar, dan kemudian bisa dilepas ke jalur menuju US$2.000," pungkasnya.

.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper