Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terkerek Penguatan Data Ekonomi AS, Capai Rekor 6 Minggu Terakhir

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik US$1,29 atau 1,9 persen, sedangkan minyak mentah berjangka WTI AS terdongkrak US$1,15 atau 1,8 persen.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak menyentuh level tertinggi dalam enam minggu pada penutupan perdagangan Kamis (29/4/2021) waktu AS atau Jumat (30/4/2021) waktu Indonesia Barat.

Harga minyak terkerek oleh data ekonomi AS yang menguat, pelemahan dolar AS, dan pemulihan permintaan yang diperkirakan melebihi kekhawatiran tentang kasus Covid-19 di Brazil dan India.

Dilansir Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik US$1,29 atau 1,9 persen, ditutup pada US$68,56 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terdongkrak US$1,15 atau 1,8 persen, menjadi US$65,01 per barel.

Kenaikan itu menempatkan kedua harga acuan minyak naik untuk hari ketiga berturut-turut ke penutupan tertinggi sejak 15 Maret.

"Amerika Serikat, China, dan Inggris akan mulai mengonsumsi lebih banyak bahan bakar pada musim panas, sebuah perkembangan yang diyakini pasar akan menutupi penurunan akibat Covid-19 di India," kata Bjornar Tonhaugen, Kepala Pasar Minyak di Rystad Energy.

Dia menambahkan bahwa harga minyak mendapat dukungan tambahan dari dolar yang melemah dan membuat minyak lebih murah untuk dibeli secara internasional.

Greenback melayang di dekat posisi terendah sembilan minggu, di bawah tekanan prospek dovish dari Federal Reserve AS dan rencana pengeluaran yang berani dari Presiden AS Joe Biden.

Sementara itu, berita positif dari Eropa termasuk pengumuman dari Moderna Inc bahwa mereka akan menggandakan kapasitas vaksin untuk tahun depan dan keberhasilan Jerman dalam mengelola rekor harian hampir 1,1 juta dosis vaksin pada Rabu (28/4/2021).

"Prospek permintaan minyak mentah mendapat dorongan besar dari Eropa dan itu akan mengatasi beberapa risiko di India dan banyak pasar negara berkembang," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, New York.

Kota New York direncanakan dibuka kembali sepenuhnya pada 1 Juli setelah lebih dari setahun penutupan dan pembatasan kapasitas, kata Walikota Bill de Blasio, mengutip kemajuan yang memuaskan dalam memvaksinasi lebih dari 8 juta penduduknya.

Analis di Citibank mengatakan kampanye vaksinasi di Amerika Utara dan Eropa akan memungkinkan permintaan minyak mencapai rekor tertinggi 101,5 juta barel per hari selama bulan-bulan musim panas di belahan bumi utara, tetapi memperingatkan meningkatnya kasus Covid-19 di Brazil dan India dapat memukul permintaan lokal jika lockdown yang lebih ketat diberlakukan kembali.

"Wabah di India menahan reli minyak," kata Howie Lee, Ekonom Bank OCBC Singapura. Adapun, total kasus Covid-19 India melewati 18 juta pada Kamis (29/4/2021).

Di Eropa, perusahaan energi besar, termasuk BP, Total, dan Equinor mendapat keuntungan dari harga minyak yang lebih tinggi untuk melaporkan kenaikan besar dalam laba kuartal pertamanya.

Pertumbuhan ekonomi AS mengalami percepatan pada kuartal pertama, didorong oleh bantuan pemerintah besar-besaran untuk rumah tangga dan bisnis, memetakan arah untuk apa yang diperkirakan menjadi kinerja terkuat tahun ini dalam hampir empat dekade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper