Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Tren Kenaikan US Treasury, Pemerintah Perlu Terbitkan Global Bond Sekarang

Strategi backloading dalam penerbitan obligasi yang dilakukan Kementerian Keuangan bisa menjadi risiko, terutama jika US Treasury semakin melonjak, sehingga biaya pinjaman akan meningkat.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai bahwa pemerintah perlu menerbitkan global bonds untuk mengisi kekurangan pasokan obligasi rupiah dalam memenuhi pembiayaan program penanganan Covid-19 pada tahun ini.

Satria menilai, pemerintah saat ini menggunakan strategi backloading, yaitu menunda penerbitan obligasi untuk diterbitkan di kemudian hari.

Hal ini tercermin dari penjualan obligasi rupiah Kementerian Keuangan pada kuartal I/2021 yang hanya mencapai 19 persen dari target tahunan atau mencapai Rp240 triliun dari target Rp1.264,7 triliun.

Padahal, dalam 5 tahun terakhir, penerbitan obligasi pemerintah berada pada kisaran 32 persen pada kuartal pertama sebagai strategi frontloading.

Menurutnya, strategi Kementerian Keuangan tersebut bisa menjadi risiko, terutama jika US Treasury semakin melonjak, sehingga biaya pinjaman akan meningkat.

Dia memperkirakan, pemerintah akan membutuhkan Rp40 triliun dalam setiap lelang obligasi konvensional, termasuk melalui greenshoe option oleh Bank Indonesia, terutama mengingat akan shortfall penerimaan negara. Kebutuhan yang besar ini akan berisiko terhadap pasokan di pasar,

“Kami memproyeksikan, kemungkinan Kementerian Keuangan harus menerbitkan obligasi dalam dolar/euro/yen dalam ukuran besar atau sekitar US$5 miliar untuk mengurangi tekanan pasokan di pasar obligasi rupiah,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (29/4/2021).

Menurutnya, waktu yang tepat untuk penerbitan global bonds tersebut adalah antara Mei dan Juni, sebelum imbal hasil US Treasury meningkat semakin tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper