Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana IPO BUMN Makin Terang, Masih Belum Ada yang Tercatat di Bursa

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan hingga 28 April 2021 terdapat 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI yang saat ini masih menjalani proses evaluasi BEI.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Meski rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sejumlah anak dan cucu badan usaha milik negara (BUMN) terus santer terdengar, hingga saat ini Bursa Efek Indonesia masih belum mencatat adanya calon emiten dari BUMN.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan hingga 28 April 2021 terdapat 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI yang saat ini masih menjalani proses evaluasi BEI.

Dari 22 perusahaan tersebut, Nyoman mengatakan ada 6 calon emiten dengan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar. Dengan rincian masing-masing 1 perusahaan dari sektor Properties & Real Estate, Cyclicals, Financials, Healthcare, Consumer Non-Cyclicals, dan Energy.

“Dari seluruh pipeline IPO saham yang telah disampaikan sebelumnya, belum terdapat perusahaan yang merupakan unicorn dan BUMN dan entitas anak,” kata Nyoman kepada awak media, Kamis (29/4/2021). 

Terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir kembali menegaskan rencananya memboyong keluarga BUMN untuk melantai di pasar modal Indonesia melalui skema penawaran umum saham perdana atau IPO.

“[Pada] 2023 mininum 10 BUMN akan kita dorong go public dan market-nya sangat besar,” katanya ketika memberikan sambutan dalam peluncuran IDX-MES BUMN 17, Kamis (29/4/2021). 

Pria yang juga Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah ini menuturkan, rencana tersebut tak mungkin berhasil jika direksi BUMN tidak memiliki visi yang sama dan tidak memiliki tulang punggung bisnis yang kuat.

Lebih lanjut Erick mengatakan dirinya ingin memastikan transformasi BUMN terwujud dan perusahaan pelat merah dapat bersaing di pasar terbuka, termasuk bersaing dengan perusahaan swasta dan asing.

“Seperti yang sudah ditunjukkan Himbara (himpunan bank milik negara), di mana ada asing ada swasta tapi Himbara masih menjadi pemain besar. Sama juga di telko, ada swasta ada asing, tapi Telkomsel dan Telkom masih jadi pemain utama. Kita ingin pastikan seluruh BUMN yang ada bisa bersaing leluasa dan sustain mendukung Indonesia,” pungkas Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper