Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Harga Tembaga Tak Terbendung, Semakin Dekati US$10.000

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (28/4/2021), harga tembaga pada London Metal Exchange (LME) sempat menguat hingga ke level US$9.965 per ton, atau level tertingginya sejak Maret 2011 lalu.
Gulungan kabel tembaga di pabrik Uralelectromed OJSC Copper Refinery yang dioperasikan oleh Ural Mining and Metallurgical Co. di Verkhnyaya Pyshma, Rusia, Selasa (7/3/2017)./Bloomberg-Andrey Rudakov
Gulungan kabel tembaga di pabrik Uralelectromed OJSC Copper Refinery yang dioperasikan oleh Ural Mining and Metallurgical Co. di Verkhnyaya Pyshma, Rusia, Selasa (7/3/2017)./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga semakin mendekati level US$10.000 per ton seiring dengan kebijakan stimulus sejumlah negara, distribusi vaksin virus corona, dan komitmen peralihan ke sumber energi terbarukan memicu kelanjutan pergerakan harga yang bullish.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (28/4/2021), harga tembaga pada London Metal Exchange (LME) sempat menguat hingga ke level US$9.965 per ton, atau level tertingginya sejak Maret 2011 lalu.

Adapun, secara year to date (ytd), harga komoditas yang dijuluki sebagai kompas perekonomian global ini telah menguat sebesar 26,91 persen pada LME. Penguatan ini juga terjadi pada komoditas logam lainnya seperti alumunium dan bijih besi.

Analis BMO Capital Markets Colin Hamilton dalam laporannya mengatakan, penguatan harga tembaga ditopang oleh keterbatasan pasokan serta sentimen permintaan global yang menopang harga dalam jangka pendek.

“Sementara itu, dinamika pertumbuhan global dalam jangka menengah juga ikut menopang minat pasar finansial terhadap komoditas,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.

Di sisi lain, reli harga tersebut dibayangi oleh prospek penurunan pasokan tembaga global. Hal ini terjadi menyusul aksi demonstrasi pekerja pelabuhan di Chile. Sebagai informasi, Chile memasok sekitar seperempat dari total tembaga yang ada di dunia.

Mereka memprotes langkah Presiden Sebastian Pinera yang menggagalkan rencana Undang-Undang yang memperbolehkan pekerja menarik sepertiga dana pensiunnya lebih awal.

Selain itu, prospek permintaan tembaga dari China dalam jangka pendek juga dikhawatirkan melemah. Pemerintah China dilaporkan berencana untuk mengirimkan cadangan tembaga yang ada ke luar negeri ditengah kembali dibukanya kesempatan ekspor bagi para pedagang untuk pertama kalinya sejak September 2020 lalu.

“Perkembangan ini kemungkinan akan mengurangi jumlah pembelian spekulatif di London dalam jangka pendek,” jelas Wenyu Yao, Senior Commoditie Strategist di ING Bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper