Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Lelang SUN Membaik, Minat Investor Mulai Pulih?

Pada lelang SUN hari ini, Selasa (27/4/2021), pemerintah berhasil menghimpun penawaran masuk sebesar Rp52,74 triliun. Jumlah penawaran yang masuk pada hari ini mengalami peningkatan dibandingkan beberapa lelang sebelumnya.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Hasil penawaran Surat Utang Negara (SUN) yang menunjukkan perbaikan selama beberapa lelang terakhir mengindikasikan pemulihan pasar surat utang pemerintah Indonesia.

Pada lelang SUN hari ini, Selasa (27/4/2021), pemerintah berhasil menghimpun penawaran masuk sebesar Rp52,74 triliun. Jumlah penawaran yang masuk pada hari ini mengalami peningkatan dibandingkan beberapa lelang sebelumnya.

Pada lelang 30 Maret lalu, jumlah penawaran yang masuk mencatatkan rekor terendah sepanjang 2021 dengan hasil Rp33,95 triliun. Dari hasil tersebut, pemerintah memenangkan sebanyak Rp4,75 triliun.

Sementara itu, jumlah penawaran kemudian kembali naik pada lelang 13 April 2021 lalu dengan jumlah Rp42,97 triliun. Dari jumlah itu, pemerintah menyerap sebesar Rp24,22 triliun.

Terkait hal tersebut, Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Ariawan menjelaskan, kenaikan penawaran pada lelang hari ini dipicu oleh meredanya tekanan eksternal yang mempengaruhi pasar obligasi negara.

Sentimen utama yang mempengaruhi kenaikan minat investor pada lelang hari ini adalah mulai meredanya pergerakan imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury ke kisaran 1,5 persen. Hal ini dinilai meningkatkan kepercayaan diri investor untuk masuk ke lelang.

“Kepercayaan investor domestik dan asing yang perlahan pulih memicu permintaan yang naik pada lelang kali ini,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (27/4/2021).

Selain itu, Ariawan menilai pertumbuhan hasil penawaran lelang juga ditopang oleh tingkat likuiditas domestik yang tinggi. Hal ini terutama berasal dari sektor perbankan yang membutuhkan instrumen yang terukur dan aman.

Ariawan melanjutkan, kenaikan penawaran selama beberapa lelang terakhir menunjukkan kondisi pasar obligasi negara yang perlahan kembali kondusif. Meski demikian, sejumlah ketidakpastian yang masih membayangi pasar global membuat beberapa investor masih berhati-hati sebelum kembali masuk ke pasar surat utang pemerintah Indonesia.

“Tekanan eksternal ini utamanya berasal dari kenaikan yield US Treasury karena kekhawatiran pasar terhadap inflasi AS,” jelasnya.

Ia memaparkan, salah satu indikator kewaspadaan investor yang masih tinggi terlihat dari volume transaksi pada pasar sekunder. Ariawan mengatakan, volume transaksi di pasar sekunder sepanjang April 2021 lebih rendah dibandingkan dengan Maret 2021.

Indikasi lainnya terlihat dari jumlah penawaran yang masuk untuk seri-seri tenor menengah antara 5 tahun dan 10 tahun. Pada hari ini, seri FR087 dengan tenor 10 tahun menghimpun penawaran terbesar dengan Rp19,67 triliun diikuti seri FR086 dengan tenor 5 tahun sebanyak Rp12,39 triliun.

"Ini mencerminkan sikap sejumlah investor yang masih waspada dan wait and see karena belum berani masuk ke tenor panjang," jelasnya

Ariawan melanjutkan, dalam jangka pendek, isu inflasi AS masih belum mereda. Hal ini akan memicu kembali tingginya volatilitas di pasar global yang memicu kenaikan imbal hasil US Treasury.

Meski demikian, Ariawan menerangkan, penguatan imbal hasil US Treasury kemungkinan tidak akan sesignifikan beberapa waktu lalu. Menurutnya, pergerakan yield obligasi AS tidak akan melebihi kisaran 1,7 persen.

Setelah yield US Treasury kembali melandai, pasar obligasi negara akan semakin menarik di mata investor. Hal tersebut akan berimbas pada aliran dana asing ke pasar SUN yang semakin tinggi.

“Untuk jangka pendek, inflow ke pasar obligasi memang akan tetap ada, tetapi dalam jumlah yang relatif terbatas. Apabila sentimen inflasi AS mulai pudar, aliran dana ini baru akan kembali bergerak secara signifikan,” paparnya.

Sementara itu, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menuturkan, Kenaikan hasil penawaran merupakan cerminan membaiknya kondisi pasar obligasi domestik.

Ia memaparkan, komitmen The Fed terkait program pembelian obligasi membuat pergerakan yield US Treasury mulai melambat. Menurutnya, kombinasi sentimen ini dengan likuiditas pasar obligasi Indonesia yang terjaga membuat minat investor untuk mengikuti lelang hari ini kembali mengalami perbaikan.

“Investor pasti akan melakukan perbandingan yield dengan naegara-negara lain. Dengan risiko pasar yang cenderung berkurang dan likuiditas yang baik, wajar kalau minat investor asing terhadap pasar SUN Indonesia kembali tumbuh,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi pasar SUN Indonesia ditengah kenaikan imbal hasil US Treasury beberapa waktu lalu terbilang cukup baik meskipun amat tertekan. Salah satu penopang utamanya ialah kenaikan partisipasi investor domestik dalam lelang dan kepemilikan SUN.

Menurut Ramddan, pada kuartal II/2021, pasar SUN Indonesia akan mulai menunjukkan pemulihan yang berarti. Hal tersebut salah satunya dipicu oleh melandainya pergerakan yield US Treasury.

“Ini sudah terlihat dari beberapa hasil lelang terakhir yang menunjukkan kenaikan. Menurut saya, minat investor, terutama asing, sudah mulai kembali,” kata Ramdhan.

Ramdhan melanjutkan, kembalinya minat investor asing ke pasar SUN Indonesia akan memicu penguatan yield. Aliran dana yang masuk ke pasar obligasi, baik dari investor domestik maupun asing, akan meningkatkan tingkat likuiditas SUN Indonesia yang berimbas pada ketahanan pasar terhadap volatilitas.

Selain itu, prospek penguatan pasar SUN Indonesia juga ditopang oleh tren suku bunga rendah yang terjadi pada pasar global, termasuk Indonesia. Hal tersebut akan meningkatkan daya tarik surat utang dibandingkan aset investasi lainnya karena cenderung lebih aman.

Ia menambahkan, prospek pemulihan ekonomi Indonesia juga akan semakin menambah daya tarik untuk berinvestasi pada obligasi pemerintah. Hal tersebut seiring dengan proses vaksinasi yang terus berlanjut dan diharapkan memperbaiki fundamental ekonomi domestik sehingga berimbas positif terhadap kepercayaan investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper