Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Pendapatan Tetap Menarik, Investor Mulai Beralih 

Secara tahunan, reksa dana pendapatan tetap konsisten mencatat pertumbuhan dana kelolaan setidaknya 3 tahun terakhir.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap terpantau terus tumbuh sementara dana kelolaan reksa dana saham menyusut. Kinerja reksa dana pendapatan tetap yang lebih moncer dinilai menjadi salah satu alasannya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, per akhir Maret 2021 dana kelolaan reksa dana saham sebesar Rp123,71 triliun, susut dibanding posisi akhir 2020 lalu yang sebesar Rp127,79 triliun.

Secara tahunan, posisi dana kelolaan reksa dana saham akhir 2020 tersebut juga turun 8,17 persen dari posisi akhir tahun 2019 yang sebesar Rp139,15. Pun, posisi akhir 2019 anjlok 15,78 persen dibandingkan posisi akhir 2018 lalu yang mencapai Rp165,23 triliun.

Padahal, beberapa tahun sebelumnya dana kelolaan reksa dana saham masih membukukan pertumbuhan, seperti pada akhir 2018 yang tumbuh 20,05 persen dari posisi Rp137,63 triliun pada akhir 2017.

Di saat yang sama, per akhir Maret 2021 dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap ada di posisi Rp139,12 triliun, sedikit menyusut dibanding akhir 2020 yang mencapai Rp139,15 triliun.

Namun, secara tahunan reksa dana berbasis obligasi ini konsisten mencatat pertumbuhan dana kelolaan setidaknya 3 tahun terakhir. Dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap di akhir 2020 tumbuh 15,03 persen dari posisi akhir 2019 yang sebesar Rp120,97 triliun.

Adapun posisi tersebut juga terpantau tumbuh 13,34 persen dari tahun sebelumnya yanki 2018 yang sebesar Rp106,73 triliun.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan reksa dana saham mengalami penurunan dana kelolaan yang merupakan kombinasi dari kinerja aset dasar yang lesu selama beberapa tahun ke belakang dan unit penyertaan yang berkurang.

Menurutnya, kinerja reksa dana saham yang tak bisa dibilang moncer beberapa tahun terakhir membuat investor berpaling ke reksa dana lain atau instrumen lain sehingga dana kelolaannya pun kian tergerus.

Sebagai gambaran, Infovesta Utama mencatat sepanjang 3 tahun terakhir atau periode 1 Mei 2018 hingga 23 April 2021, kinerja reksa dana saham paling buruk di antara reksa dana lainnya yakni -25,57 persen, tertekan oleh IHSG yang juga lesu.

Adapun dalam periode yang sama, reksa dana pendapatan tetap menjadi jawara dengan kinerja 20,94 persen, diikuti reksa dana pasar uang 15,71 persen. Sementara reksa dana campuran -4,51 persen.

“Jadi wajar jika reksa dana saham kurang menarik dan minat investor bergeser ke reksa dana pendapatan tetap yang juara dan reksa dana pasar uang,” tuturnya.

Terpisah, Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula mengatakan karakteristik investor di Indonesia memang cenderung menyukai investasi yang tidak terlalu volatil sehingga reksa dana pendapatan tetap lebih digemari.

“Apalagi ada juga reksa dana penddapatan tetap yang juga membagikan dividen tiap bulan, imbal hasil bersaing dengan deposito, jadi meneurut saya itu menjadi sweet spot kebanyakan investor di Indonesia,” katanya.

Di sisi lain, Ezra menyebut kondisi makro beberapa tahun belakangan seperti suku bunga dan inflasi yang rendah membuat penurunan yield terjadi dan harga obligasi naik sehingga kinerja reksa dana pendapatan tetap terus positif.

“Itu menjadi alasan investor shifting, kemana ya yang imbal hasilnya menarik? Dan secara natural adalah ke obligasi atau ke pendapatan tetap,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper