Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adi Sarana Armada (ASSA) Mau Rights Issue, Bidik Rp720 Miliar

Sebagian besar dana yang terkumpul atau sekitar 90,38 persen akan digunakan untuk melunasi dan membayar sebagian pinjaman bank.
Armada milik PT Adi Sarana Armada (ASSA) Tbk./Repro-assa.co.id
Armada milik PT Adi Sarana Armada (ASSA) Tbk./Repro-assa.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi dan logistik PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) akan menerbitkan Obligasi Konversi (convertible bond) melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang sedang dalam proses pengajuan persetujuan efektif dari OJK.

Perseroan menargetkan dapat meraih dana segar senilai Rp720 miliar. Rencananya, bagi setiap pemegang 453 saham lama yang tercatat pada 14 Juni 2021, berhak memperoleh 80 HMETD baru.

Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu Obligasi Konversi pada harga pelaksanaan yaitu Rp1.200 per saham.

Obligasi Konversi ini akan dapat dikonversi sejak tanggal emisi sesuai usulan jadwal yang sedang diajukan persetujuannya hingga sebelum jatuh tempo pada 25 Juni 2023 atau selama periode 2 tahun. Jumlah Obligasi Konversi yang ditawarkan adalah sebanyak 600 juta dan bersifat zero coupon serta diterbitkan tanpa warkat (scripless).

Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto mengungkapkan upaya ini melanjuti rencana perseroan pada akhir 2020. ASSA berencana menerbitkan convertible bond dengan menggunakan laporan keuangan per 31 Desember 2020.

"Adapun sebagian besar dana yang terkumpul atau sekitar 90,38 persen akan digunakan untuk melunasi dan membayar sebagian pinjaman bank yang kami ambil di tahun 2019 dalam rangka investasi awal di bisnis kurir [Anteraja] serta akuisisi JBA di bisnis lelang otomotif," jelasnya, Selasa (27/4/2021).

Kemudian sekitar 7,01 persen dari target dana akan digunakan untuk menambah modal kerja, serta sisanya sekitar 2,62 persen akan digunakan sebagai setoran untuk modal pengembangan usaha baru di bidang jasa pergudangan (Titipaja).

Titipaja merupakan bisnis persewaan gudang bersama (sharing warehouse) yang di dunia logistik dikenal sebagai e-fulfillment centre.

Pelanggannya adalah para penjual barang (seller) di platform e-commerce, social commerce, dan perusahaan-perusahaan consumer goods yang saat ini berubah landscape dan mulai banyak mendistribusikan sebagian produknya langsung kepada end-customer dengan menggunakan jasa pengantaran Anteraja.

Melalui aksi korporasi ini, perseroan berharap dapat mengumpulkan dana sebesar Rp720 miliar. Adapun, untuk obligasi konversi yang tidak diambil oleh para pemegang saham Perseroan, maka akan diambil oleh IFC (International Finance Corporation) yang merupakan anggota World Bank Group. IFC dalam hal ini bertindak sebagai pembeli siaga dalam pelaksanaan HMETD tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper