Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Eskternal Topang Penguatan Rupiah

Rupiah ditutup menguat 0,28 persen atau 40 poin ke level Rp14.485 pada Senin (26/4/2021). Sejak awal tahun, mata uang garuda melemah 3,10 persen.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspektasi tapering dari pelaku pasar yang mulai terjangkar serta penurunan yield imbal hasil Treasury AS belakangan ini menjadi kesempatan rupiah untuk menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,28 persen atau 40 poin ke level Rp14.485 pada Senin (26/4/2021). Sejak awal tahun, mata uang garuda melemah 3,10 persen.

Macroeconomic Analyst Bank Danamon Irman Faiz melihat penguatan rupiah hari ini lebih didorong oleh sentimen eksternal dan pelemahan indeks dolar AS.

“Seperti yang kita ketahui, Bank Sentral AS terus menekankan bahwa tapering belum akan dalam waktu dekat sehingga ekspektasi pasar juga mulai terjangkar,” kata Faiz kepada Bisnis, Senin (26/4/2021).

Sementara itu, lanjut Faiz, data defisit fiskal di Negeri Paman Sam juga kian melebar karena belanja fiskal terus bergulir. Pada saat bersamaan, tekanan dari pergerakan yield US Treasury juga perlahan sudah mereda. Alhasil, indeks dolar AS mengalami pelemahan sebesar 0,12 persen menjadi 90.750 pada pukul 16.02 WIB.

Dari Benua Biru, Bank Sentral Eropa (ECB) juga masih berkomitmen untuk mempercepat stimulus moneternya. Beberapa sentimen global tersebut pun disebut Faiz telah memberikan dorongan positif untuk penguatan rupiah.

Kendati demikian, Faiz mengingatkan perbaikan impor dan periode pembayaran dividen oleh perusahaan multinasional masih membayangi pergerakan nilai tukar dalam waktu dekat. Prospek permintaan dolar AS yang tinggi akan menjadi pengganjal sehingga penguatan rupiah pada April - Mei ini masih terbatas.

“Mungkin pada akhir kuartal ini akan ada penguatan rupiah yang berarti. Sebelum semester dua nanti tekanan akan lebih besar datang dari perbaikan aktivitas impor dalam negeri dan kemungkinan kenaikan yield US Treasury,” kata Faiz.

Bank Danamon memperkirakan rupiah dalam jangka pendek masih akan bergerak pada kisaran Rp14.450 - Rp14.550.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper