Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Tinggi, Bayan (BYAN) Kerek Target Pendapatan 2021

Manajemen Bayan Resources memprediksi pendapatan pada 2021 di kisaran US$1,4 miliar hingga US$1,6 miliar, naik dari estimasi sebelumnya S$1,1 miliar hingga US$1,3 miliar.
Terminal Batu Bara Balikpapan. Terminal yang dikelola oleh PT Bayan Resources Tbk. merupakan salah satu terminal curah terbesar di Indonesia./bayan.com.sg
Terminal Batu Bara Balikpapan. Terminal yang dikelola oleh PT Bayan Resources Tbk. merupakan salah satu terminal curah terbesar di Indonesia./bayan.com.sg

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk., merevisi naik panduan dan target kinerja 2021 seiring dengan tren kenaikan harga batu bara dunia.

Manajemen Bayan Resources dalam laporan terbarunya menjelaskan bahwa sejak kuartal IV/2020, perseroan melihat adanya lonjakan harga batu bara dunia yang didukung banyak sentimen positif diiringi implementasi UU Minerba.

Emiten berkode saham BYAN itu mengantisipasi adanya kenaikan average selling price (ASP) sepanjang 2021 menjadi di kisaran US$46 hingga US$48 per ton sesuai dengan referensi harga batu bara Newcastle pada 2021 di kisaran US$80 hingga US$85 per ton.

Sebelumnya, ASP BYAN pada 2021 diperkirakan hanya di kisaran US$38 hingga US$40 per ton sesuai dengan referensi harga batu bara Newcastle pada 2021 di kisaran US$62 hingga US$67 per ton.

Akibat hal itu, perseroan melihat adanya potensi meraup pendapatan yang lebih tinggi daripada estimasi yang ditetapkan pada awal tahun.

“Pendapatan 2021 saat ini diproyeksi dapat menyentuh di kisaran US$1,4 miliar hingga US$1,6 miliar,” tulis manajemen Bayan Resources dikutip dari laporannya, Senin (26/4/2021).

Sebelumnya, perseroan memperkirakan pendapatan 2021 hanya akan mencapai US$1,1 miliar hingga US$1,3 miliar.

Selain itu, EBITDA perseroan pada tahun ini diproyeksi berada di kisaran US$650 juta, juga naik dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya sebesar US$300 juta.

Sementara itu, BYAN memprediksi adanya penurunan cash cost menjadi di kisaran US$25-US$27 per ton dari estimasi sebelumnya US$27-US$29 per ton.

Hal itu seiring dengan peningkatan persentase produksi berbiaya rendah di tambang Tabang dan tidak adanya penjualan inventaris 2019 yang memiliki harga tinggi, seperti yang terjadi pada 2020. Penurunan cash cost juga didukung penurunan pajak akibat dari perubahan UU Minerba.

Di sisi lain, BYAN tidak mengubah target produksi dan penjualan pada 2021, masing-masing tetap di kisaran 32-34 juta ton.

Manajemen menjelaskan bahwa hal itu lantaran perseroan mengantisipasi musim yang lebih kering pada 2021 sehingga mengurangi jumlah volume tongkang.

Adapun, per 31 Maret 2021 telah mengantongi komitmen kontrak untuk sepanjang 2021 sebesar 32,6 juta ton dengan rata-rata kalori sebesar 4.541 GAR kcal/kg. Pada kuartal I/2021, volume penjualan BYAN sudah mencapai 10,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper