Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Meroket, Lo Kheng Hong: Saya Tidak Mau Beli!

Lo Kheng Hong, investor yang dijuluki Warren Buffet Indonesia mengatakan dirinya tidak akan membeli Bitcoin. Apa alasannya?
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Investor saham kawakan Lo Kheng Hong buka suara terkait naiknya investasi pada aset kripto (crypto asset), seperti Bitcoin.

Dalam wawancaranya pada akun Instagram Lukas Setia Atmaja (@Lukas_setiaatmaja) pada Jumat (23/04), investor yang dijuluki Warren Buffet Indonesia itu mengatakan dirinya tidak akan membeli Bitcoin.

“Saya tidak mau membeli Bitcoin. Meskipun dia naik terus, itu rejeki. Bukan rejeki saya tapi rejeki orang lain. Saya tidak mungkin akan membeli Bitcoin,” ujar Lo Kheng Hong video singkat yang diunggah Instagram @Lukas_setiaatmaja seperti dikutip, Jumat (23/4/2021).

Pernyataan Lo Kheng Hong tentang Bitcoin ini tidak terlepas karena aset kripto tidak mempunyai obyek yang menjadi dasar transaksi atau underlying asset seperti perusahaan saham lainnya.

Tidak adanya underlying asset di Bitcoin atau ternyata membuat Lo Kheng Hong tidak berani dan tidak mau membelinya.

“ Biarlah bitcoin dibeli orang lain. Itu rejekinya kalo naik buat orang lain saja. Jadi saya orang saham, saya masih yakin saham is the best choice, not bitcoin,” tutup Lo Kheng Hong.

Sebelumnya, meroketnya harga Bitcoin ini juga dibenarkan oleh Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). ABI menyampaikan investasi dengan aset digital seperti Bitcoin mengalami peningkatan pesat di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan penyebaran aset kripto yang lebih cepat di negara berkembang, termasuk Indonesia, dibandingkan dengan negara maju.

ABI mencatatkan adanya peningkatan investor institusional yang mulai menggunakan aset digital sebagai alat investasi yang sah dan dapat dipercaya. Para pelaku industri yang turut mengembangkan layanan aset digital, terutama Bitcoin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper