Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Tambang Sinar Mas (GEMS) Ingin Batalkan Rencana HMETD, Kenapa?

Corporate Secretary Golden Energy Mines Sudin menyampaikan perseroan bermaksud membatalkan proses HMETD dengan memerhatikan ketentuan OJK.
Sebuah trailer sedang mengangkut lapisan tanah di area pertambangan PT Golden Energy Mines Tbk./goldenenergymines.com
Sebuah trailer sedang mengangkut lapisan tanah di area pertambangan PT Golden Energy Mines Tbk./goldenenergymines.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang Grup Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) menimbang untuk membatalkan rencana rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Sebelumnya, GEMS berencana melakukan rights issue untuk memenuhi ketentuan free float pemegang saham publik di bawah 5 persen sebanyak 7,5 persen dari total saham.

Corporate Secretary Golden Energy Mines Sudin menyampaikan perseroan bermaksud membatalkan proses HMETD dengan memerhatikan ketentuan OJK.

Hal itu menyusul GEMS sudah memenuhi ketentuan free float, setelah Golden Energy Resources Ltd. (GEAR) merealisasikan penjualan saham GEMS kepada Ascend Global Investment Fund SPC (ADSP).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Singapura, pemegang saham kendali PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) itu telah mendivestasikan 264.705.885 saham GEMS kepada Ascend Global.

Jumlah tersebut setara 4,5 persen dari total kepemilikan saham GEAR atas GEMS. Transaksi tersebut dilakukan pada 30 Maret 2021. Adapun, divestasi saham itu untuk merealisasikan Sales Purchase Agreement dengan Ascend Global pada 12 Maret 2021.

"GEAR menyadari bahwa pelaksanaan HMETD perseroan tidak cukup baik, sehingga GEAR melakukan divestasi dibandingkan dengan melaksanakan HMETD," papar Sudin dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia, Kamis (15/4/2021).

Dengan sudah memenuhi ketentuan free float, manajemen GEMS pun berharap agar suspensi sahamnya dapat dicabut oleh BEI, dan dapat kembali diperdagangkan. GEAR juga berkomitmen agar GEMS tetap menjadi perusahaan publik yang tercatat di BEI.

GEMS pun akan menggelar paparan publik insidental pada 22 April 2021, sesuai penyampaian informasi pada 8 April 2021.

"Perseroan berharap agar Bursa dapat mencabut suspensi saham perseroan, agar masyarakat dan investor publik dapat melakukan transaksi saham GEMS secara normal," imbuh Sudin.

Sebelumnya, manajemen GEAR menjelaskan, pembukaan gembok suspensi GEMS menjadi penting bagi perseroan karena fasilitas utang, termasuk obligasi dan utang perbankan, sebagian dijamin atas saham GEMS.

“Keluarnya saham GEMS dari BEI akan berdampak terhadap pendanaan GEAR karena jaminan atas saham yang tercatat umumnya lebih disukai oleh pemberi pinjaman dan investor dibandingkan dengan saham yang tidak tercatat, yang umumnya tidak likuid dan lebih sulit direalisasikan,” tulis manajemen GEAR dikutip dari keterangannya.

Di sisi lain, masuknya Ascend Global itu tercatat dalam transaksi crossing di pasar negosiasi pada perdagangan Selasa (30/3/2021). Berdasarkan data Bloomberg, divestasi saham GEMS oleh GEAR itu dilakukan melalui broker PT Sinarmas Sekuritas senilai Rp718,67 miliar.

Dengan demikian, Ascend Global membeli saham GEMS dengan harga pelaksanaan Rp2.715 per saham.

Di lantai bursa, saham GEMS tergembok di level Rp2.550 per saham sejak 31 Januari 2018. Kapitalisasi pasar GEMS di posisi Rp15 triliun.

Untuk diketahui, GEMS sebelumnya berencana menggelar aksi rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 10 persen saham baru dari modal ditempatkan dan disetor penuh atau 588,23 miliar saham baru.

Saham baru yang akan dikeluarkan berasal dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Gelaran aksi tersebut untuk memenuhi ketentuan free float paling sedikit 7,5 persen atau 50 juta saham dari jumlah saham modal disetor. Sejatinya, saham free float GEMS sudah melampaui 50 juta lembar.

Namun, proporsinya masih di bawah 7,5 persen, yaitu hanya sebesar 3 persen, sehingga dipandang masih wajib melakukan penyesuaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper