Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Nantikan Musim Lapkeu, Bursa Asia Menguat

Shanghai Composite ditutup menguat 0,6 persen, sedangkan indeks CSI 300 ditutup menguat 0,83 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng terpantau mengaut 1,41 persen.
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Rabu (14/4/2021) saat para pelaku pasar mengalihkan perhatian mereka ke laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar termasuk JPMorgan Chase & Co. dan Goldman Sachs Group Inc.

Berdasarkan data Bloomberg, Shanghai Composite ditutup menguat 0,6 persen, sedangkan indeks CSI 300 ditutup menguat 0,83 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng terpantau mengaut 1,41 persen.

Di sisi lain, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing menguat 0,44 persen dan 0,33 persen di tengah kekhawatiran mengenai terhambatnya program vaksinasi.

Sementara itu, bursa saham Eropa naik tipis karena laporan keuangan yang beragam, dengan LVMH naik karena pendapatan yang lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, saham Barclays Plc dan Tesco Plc tergelincir. Beberapa bank terbesar AS akan merilis laporan keuangan pada hari Rabu.

Imbal hasil obligasi Treasury AS menahan penguatan pada Selasa setelah keberhasilan penjualan obligasi 30 tahun. Dolar AS lanjut melemah, sementara minyak diperdagangkan di atas US$60 per barel.

Dengan saham global melayang di dekat level tertinggi sepanjang masa, investor menantikan musim laporan keuangan untuk katalis lebih lanjut. Ekspektasi rebound yang kuat telah membantu reli pasar dan menetapkan standar tinggi saat musim laporan dimulai.

Secara lebih luas, investor memantau perkembangan vaksin untuk setiap ancaman terhadap pemulihan ekonomi, sambil juga mengawasi kenaikan inflasi.

Co-chief investment strategist John Hancock Investment Management Emily Roland mengatakan banyak pelaku pasar yang terlah memperhitungkan pertumbuhan dan inflasi.

Ini hampir seolah-olah Anda harus melebihi ekspektasi tersebut untuk melihat reaksi yang lebih nyata dari pasar,” ungkap Roland seperti dikutip Bloomberg, Rabu (14/4/2021).

Sementara itu, Gedung Putih mengatakan program vaksinasi di AS tetap berjalan meskipun ada penghentian pemberian vaksin Johnson & Johnson di tengah masalah kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper