Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Global Turun, Tertekan Obligasi AS

Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi mengancam daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi.
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emas tergelincir untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Senin (12/4/2021) atau Selasa pagi WIB, karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi daya tarik emas, sementara investor menunggu data inflasi dan data penjualan ritel Amerika Serikat untuk mengukur kesehatan ekonomi.

Mengutip Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok 12,10 dolar AS atau 0,69 persen menjadi ditutup pada 1.732,70 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (9/4/2021), emas berjangka juga jatuh 13,4 dolar AS atau 0,76 persen menjadi 1.744,80 dolar AS.

Peningkatan imbal hasil masih menjadi dasar negatif untuk pasar logam yang tidak menghasilkan dividen atau imbal hasil, kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

"Bullish kehilangan sedikit momentum dan itu mendorong investor jangka pendek menekan sisi jual, menempatkan harga di bawah tekanan."

Imbal hasil obligasi pemerintah AS masih sedikit lebih tinggi setelah lelang obligasi tenor tiga tahun yang baik, dan menjelang rilis data penting minggu ini, termasuk inflasi harga konsumen pada Selasa waktu setempat. Sementara data penjualan ritel diharapkan akan dirilis pada Kamis (15/4/2021).

Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi mengancam daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan suku bunga.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell, dalam pernyataannya yang disiarkan pada Minggu (11/4/2021), mengatakan ekonomi AS berada pada "titik perubahan," dengan harapan lebih banyak pertumbuhan dan perekrutan dalam beberapa bulan mendatang. Dia juga mengutip risiko lonjakan kasus COVID-19 jika ada pembukaan kembali yang tergesa-gesa.

Kerangka kerja baru Fed membangun kelonggaran inflasi untuk berjalan di atas target bank sentral 2,0 persen buat sementara waktu tanpa intervensi the Fed untuk mengendalikannya.

Emas kemungkinan mendapat keuntungan jika inflasi naik jauh lebih tinggi dari target, kata analis StoneX, Rhona O'Connell. "Jika kita mulai melihat percepatan inflasi dan orang-orang mulai berpikir suku bunga akan naik lagi, maka emas mungkin akan sedikit kesulitan."

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 45,8 sen atau 1,81 persen menjadi ditutup pada 24,867 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 34,5 dolar AS atau 2,85 persen menjadi ditutup pada 1.174,8 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper