Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menyusul Rupiah dan IHSG, Kurs Jisdor Turun ke Rp14.631

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.631 per dolar AS, terjun 51 poin atau 0,35 persen dari posisi Jumat (9/4/2021).
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.631 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (12/4/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.631 per dolar AS, terjun 51 poin atau 0,35 persen dari posisi Jumat (9/4/2021) Rp14.589 per dolar AS.

Di sisi lain, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah juga ditutup melemah 8 poin atau 0,06 persen ke level Rp14.537 per dolar AS. Setelah sempat mencapai posisi terlemah hari ini di level Rp14.582 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot terdepresiasi 0,21 persen menjadi Rp14.565 per dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (9/4/2021). Selama sepekan kemarin, rupiah melemah 0,27 persen.

Macroeconomic Analyst Bank Danamon Irman Faiz menjelaskan belakangan ini rupiah cukup tertekan karena faktor musiman permintaan korporasi akan dolar AS yang tinggi pada April-Mei. Adapun, periode tersebut merupakan musim pembagian dividen dari perusahaan multinasional.

“Selain itu, kegiatan impor cenderung juga mulai menunjukkan arah positif seiring dengan aktivitas manufaktur domestik yang terus ekspansif juga turut berkontribusi untuk permintaan valas,” kata Faiz kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Di sisi lain, tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun atau US Treasury yang mulai turun sehingga mendorong aliran modal masuk ke pasar obligasi Tanah Air disebut bisa menjadi penahan laju pelemahan rupiah.

Namun, perlu diingat bahwa inflow tersebut akan terjadi bertahap. Dari dalam negeri, peran bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar juga akan dicermati oleh pelaku pasar.

Faiz memperkirakan rupiah berpeluang menguat pada akhir kuartal II/2021 setelah tekanan dari permintaan untuk pembayaran dividen perusahaan multinasional mereda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper