Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Covid-19 di India dan Kanada Meningkat, Reli Harga Minyak Terhenti

Meski ditopang oleh kenaikan tingkat konsumsi, kemunculan gelombang penyebaran virus corona yang terbaru mengancam kembali terjadinya penurunan harga minyak.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia terkoreksi setelah menguat selama dua hari beruntun. Memburuknya penyebaran virus corona pada beberapa negara seperti India dan Kanada menjadi pemicu penurunan.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (8/4/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak bulan Mei 2021 terpantau sempat turun hingga 0,62 persen ke level US$59,40 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Juni 2021 sempat anjlok hingga 0,51 persen ke posisi US$62,84 per barel di ICE Futures Europe.

Adapun harga minyak saat ini berada di kisaran US$60 per barel sejak pertengahan Maret. Meski ditopang oleh kenaikan tingkat konsumsi, kemunculan gelombang penyebaran virus corona yang terbaru mengancam kembali terjadinya penurunan harga minyak.

Negara importir minyak terbesar ketiga dunia, India, melaporkan jumlah kasus positif baru sebanyak 100 ribu per hari. Selain itu, sejumlah negara bagian di wilayah tersebut juga mengalami keterbatasan vaksin.

Di Ontario, Kanada, pemerintah setempat telah memberlakukan isolasi di rumah untuk empat pekan ke depan. Hal tersebut dilakukan guna mencegah gelombang penyebaran virus corona baru.

Analis Komoditas Senior VI Investment Corp Will Sungchil Yun mengatakan, harga minyak dunia kemungkinan akan tertekan dalam jangka pendek seiring dengan kekhawatiran terkait penyebaran virus corona.

Di sisi lain, tingkat permintaan minyak dari AS menunjukkan sinyal pemulihan. Data dari Energy Information Administration (EIA) melaporkan jumlah cadangan minyak terendah dalam lima pekan, sementara itu tingkat kepemilikan untuk bahan bakar naik.

Selain itu, fasilitas pemurnian minyak telah beroperasi sebesar 84 persen dari toal kapasitas, naik diatas 15 juta barel per hari untuk pertama kalinya dalam setahun.

Sementara itu, pelaku pasar juga memantau dampak dari kekhawatiran vaksin virus corona dari AstraZeneca yang menimbulkan gumpalan darah. Yun mengatakan, kekhawatiran ini akan menghambat penggunaan vaksin serta memicu peningkatan jumlah kasus positif harian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper