Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Bakal Bertahan di Level 3.500-4.000 Ringgit, Ini Pandangan Analis

Berdasarkan data dari Bursa Malaysia pada Rabu (7/4/2021), harga CPO untuk kontrak Juni 2021 sempat mencapai harga tertinggi pada 3.870 ringgit per ton sebelum tiba di harga setelmen 3.802 ringgit per ton.
Tandan buah segar/Bisnis.com
Tandan buah segar/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Keterbatasan pasokan dari negara produsen dinilai menjadi faktor utama kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Berdasarkan data dari Bursa Malaysia pada Rabu (7/4/2021), harga CPO untuk kontrak Juni 2021 sempat mencapai harga tertinggi pada 3.870 ringgit per ton sebelum tiba di harga setelmen 3.802 ringgit per ton.

Sementara itu, harga CPO berjangka kontrak pengiriman bulan Juli 2021 terpantau naik 39 poin ke 3.630 ringgit per ton setelah sempat mencapai titik tertingginya pada 3.694 ringgit per ton.

CGS-CIMB Research dalam laporannya menyebutkan, jumlah persediaan CPO Malaysia pada tahun ini menunjukkan penurunan yang konsisten secara historis. Hal tersebut turut berimbas pada reli harga CPO saat ini.

“Secara historis, jumlah persediaan minyak kelapa sawit Malaysia telah menurun sekitar 1 persen secara month-on-month selama 10 tahun terakhir,” demikian kutipan laporan tersebut.

Dengan keterbatasan cadangan, CGS-CIMB memprediksi harga CPO akan berada di rentang 3.500 hingga 4.000 ringgit per ton pada bulan ini. Meski demikian, CGS-CIMB meyakini jumlah pasokan CPO akan pulih pada kuartal II/2021 seiring dengan membaiknya siklus cuaca di negara produsen.

CGS-CIMB memprediksi rerata harga CPO pada 2021 sebesar 2.900 ringgit per ton dan 2.700 ringgit per ton untuk 2022, sejalan dengan rekomendasi netral yang disematkan pada komoditas ini.

“Meski akan menurun, level harga CPO akan tetap lebih tinggi dibandingkan kisaran harga di tahun 2020,” demikian kutipan laporan tersebut.

Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, kenaikan harga CPO saat ini salah satunya disebabkan oleh kenaikan indeks dolar AS. Hal tersebut memicu pelemahan mata uang ringgit yang dimanfaatkan oleh para spekulan untuk membeli CPO.

“Level harga kemarin juga sudah terlalu rendah, jadi kenaikan saat ini wajar terjadi,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (7/4/2021).

Di sisi lain, tingkat permintaan CPO di Malaysia juga tetap tinggi seiring dengan lockdown yang diberlakukan pemerintah setempat. Permintaan juga diprediksi semakin meningkat memasuki masa Ramadan dan Idul Fitri.

Ibrahim melanjutkan, kenaikan harga minyak kelapa sawit hanya akan berlangsung pada pekan ini. Setelahnya, fluktuasi harga akan kembali terjadi seiring dengan sentimen lockdown di wilayah Eropa dan menipisnya persediaan CPO dari negara produsen.

“Hingga akhir semester I/2021, rentang harga CPO akan berada di level 3.600 hingga 4.200 ringgit per ton,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper