Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Masih di Level 14.500, BI: Terlampau Murah

Perbaikan ekonomi yang cepat di Amerika Serikat menyebabkan imbal hasil treasury AS meningkat, sehingga menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan negara emerging market, termasuk Indonesia.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini masih terlalu murah. Karena itu, BI akan terus berupaya menstabilkan dan mengarahkan nilai tukar rupiah ke level fundamentalnya.

Dody menyampaikan perbaikan ekonomi yang cepat di Amerika Serikat menyebabkan imbal hasil treasury AS meningkat, sehingga menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan negara emerging market, termasuk Indonesia.

“Ini dialami tidak hanya di Indonesia, sejak pertengahan Januari 2021 sampai awal April 2021, sehingga rupiah tertekan,” katanya dalam video conference, Selasa (6/4/2021).

Di samping nilai tukar yang tertekan, Dody mengatakan hal ini juga berpengaruh ke penurunan harga saham. Sebagian investor, terutama investor asing merasa lebih aman menempatkan dananya di AS karena ekonomi di negara itu tumbuh lebih ccepat dari negara lain.

“Di tengah ekonomi global yang membaik dan sektor keuangan AS membaik, ternyata spillover dampaknya ke kita. Bisa dilihat rupiah masih cukup tinggi di level 14.500 dan IHSG turun di bawah 6.000. Itu yang memberikan tantangan kita di awal tahun, di mana kita meyakini akan segera pulih,” jelasnya.

Di sisi lain, Dody mengatakan beberapa indikator lainnya justru menunjukkan gambaran yang positif pada kuartal I/2021, mulai dari mobilitas masyarakat, kinerja sektor farmasi, pusat perbelanjaan, dan penjualan eceran, yang mengalami peningkatan meski masih dalam level kontraksi.

Dengan melihat beberapa data tersebut, menurutnya nilai tukar rupiah seharusnya berada pada level yang lebih bagus, apalagi tingkat inflasi saat ini masih berada pada level yang rendah.

“Saat ini rupiah seharusnya lebih bagus dari pada level saat ini di 14.500, juga berdasarkan indikator lain seperti tadi [disebutkan], rupiah sekarang ini bisa dikatakan terlampau murah,” ujarnya.

Dia menambahkan, nilai tukar rupiah ke depan masih berpotensi menguat sesuai dengan fundamentalnya. Hal ini sejalan dengan ekonomi Indonesia yang diperirakan akan melaju positif pada kisaran 4,3 hingga 5,3 persen pada tahun ini.

Bisnis mencatat, pada hari ini, Selasa (6/4/2021) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai level 14.519 berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor). Nilai tukar rupiah tersebut terapresiasi 14 poin atau 0,90 persen dari posisi Senin (5/4/2021) Rp14.533 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.505 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper