Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Targetkan Produksi Batu Bara 50 Juta Ton, PTBA Uber ADRO

Direktur Utama Bukit Asam Surya Eko Hadianto mengatakan bahwa perseroan akan mengejar target produksi hingga 50 juta ton, sehingga dapat mendongkrak kinerja untuk mendukung program penghiliran.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Surya Eko Hadianto sebagai Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2020 yang digelar Senin (5/4/2021).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Surya Eko Hadianto sebagai Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2020 yang digelar Senin (5/4/2021).

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Bukit Asam Tbk., mengejar target produksi 50 juta ton. Emiten BUMN itu pun bisa menjadi produsen batu bara terbesar ketiga di Indonesia, di bawah ADRO dan BUMI.

Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto mengatakan bahwa perseroan akan mengejar target produksi hingga 50 juta ton, sehingga dapat mendongkrak kinerja untuk mendukung program penghiliran.

“Pengembangan penghiliran itu membutuhkan pendanaan yang cukup besar, kami akan lakukan dengan mendongkrak kapasitas existing segera menuju PTBA Emas, atau produksi 50 juta ton dalam waktu dekat bisa segera tercapai,” ujar Suryo saat konferensi pers, Senin (5/4/2021).

Suryo menjelaskan bahwa jika target produksi tersebut dapat segera tercapai maka perseroan berpotensi mengeruk dana segar lebih banyak sehingga dapat menarik pendanaan besar dari luar lainnya.

Untuk diketahui, emiten berkode saham PTBA itu tengah mengembangkan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Proyek itu nantinya akan berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan target operasi pada kuartal II/2024.

Total investasi proyek itu mencapai US$2,1 miliar dan bekerja sama dengan Air Products dan PT Pertamina yang bertindak sebagai offtaker.

Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Fuad Iskandar mengatakan bahwa target produksi 50 juta ton tersebut masih realistis seiring dengan sejumlah proyek penambahan kapasitas angkutan perseroan yang masih berjalan.

Peningkatan kapasitas angkutan itu antara lain di Kertapati yang nantinya akan menghasilkan 7 juta ton per tahun, dan proyek Tarahan I yang ditingkatkan menjadi 25 juta per tahun

“Dari itu [dua proyek itu] sudah 32 juta ton, dan 18 juta ton sisanya untuk capai 50 juta ton, akan kami tambah 20 juta ton per tahun dari proyek Kramasan yang akan rampung pada 2024, sehingga tampaknya total kapasitas bisa melebihi 50 juta ton per tahun,” ujar Fuad.

Adapun, Fuad menjelaskan bahwa kapasitas produksi PTBA hingga saat ini masih berada di kisaran 34 juta ton per tahun.

Pada 2021, PTBA menargetkan kenaikan volume produksi batu bara menjadi 29,5 juta ton dibandingkan dengan target tahun sebelumnya sebesar dari 24,8 juta ton.

Perseroan juga menargetkan kenaikan penjualan batu bara dari 26,1 juta ton pada 2020 menjadi 30,7 juta ton pada 2021.

Sementara itu, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menetapkan target produksi batu bara pada 2021 diperkirakan akan tetap sama atau sedikit menurun secara year-on-year (yoy), yaitu 52-54 juta ton.

Pada 2020, ADRO mencatat volume produksi menjadi 54,53 juta ton, lebih tinggi daripada panduan kinerja 2020 di kisaran 52 juta-54 juta ton tetapi turun 6 persen daripada perolehan 2019.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir memperkirakan pemulihan ekonomi global pada tahun ini akan membawa dampak positif terhadap industri secara keseluruhan sehingga akan menjadi peluang memperbaiki kinerja tahun lalu yang penuh dalam tekanan.

“Namun, kami akan tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian yang ada. Kami tetap berfokus untuk meningkatkan keunggulan operasional, pengendalian biaya, dan efisiensi, serta melanjutkan eksekusi terhadap strategi demi kelangsungan bisnis,” ujar Garibaldi seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (4/3/2021).

Adapun, ADRO merupakan produsen batu bara terbesar kedua di Indonesia. Peringkat pertama ialah PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).

Pada 2021, BUMI menargetkan volume produksi dan penjualan tahun ini di kisaran 85 juta-90 juta ton. Angka itu lebih tinggi daripada perolehan 2020, yaitu volume penjualan batu bara unaudited mencapai 81,5 juta ton, sedangkan volume produksi unaudited sebesar 81,1 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper