Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Tenaga Kerja AS Apik, Harga Emas Tertekan Lagi

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (5/4/2021), harga emas di pasar Spot terkoreksi 0,39 persen ke US$1.722,08 per troy ounce. Sedangkan, emas Comex juga menurun 0,21 persen ke level US$1.724,80 per troy ounce.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melemah seiring dengan sikap investor yang mencerna sentimen prospek pemulihan ekonomi yang lebih baik selepas rilis data ketenagakerjaan AS terhadap rencana stimulus Presiden AS Joe Biden.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (5/4/2021), harga emas di pasar Spot terkoreksi 0,39 persen ke US$1.722,08 per troy ounce. Sedangkan, emas Comex juga menurun 0,21 persen ke level US$1.724,80 per troy ounce.

Adapun angka ketenagakerjaan di AS mencatatkan penambahan pekerjaan terbesar dalam 7 bulan dengan pemulihan merata di seluruh sektor pada Maret lalu.

Data Kementerian Ketenagaerjaan AS menyebutkan, Nonfarm Payrolls atau NFP naik 916 ribu dan jumlah pekerjaan pada Februari 2021 juga direvisi naik menjadi 468 ribu.

Sementara itu, pelaku pasar juga akan memantau progres pembahasan paket stimulus sektor infrastruktur senilai US$2,25 triliun yang diajukan Presiden AS, Joe Biden. Pihak Partai Republik juga mengindikasikan dukungannya terhadap stimulus ini apabila jumlahnya diturunkan.

Perdagangan emas pada hari ini juga diprediksi akan terbatas seiring dengan hari libur pada pasar Australia, China, dan Hong Kong.

Adapun, logam mulia ini mencatatkan penurunan kuartalan pertamanya sejak 2018 lalu seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury dan prospek pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona.

Turunnya minat terhadap emas terlihat dari banyaknya investor yang melepas exchange traded funds (ETF) berbasis emas. Data dari Bloomberg menyebutkan, total kepemilikan ETF emas turun 6,3 persen pada tahun ini menjadi 100 juta ounce, atau level terendah sejak 28 mei 2020 lalu.

Ekonom OCBC Howie Lee mengatakan, rilis data ketenagakerjaan AS semakin menambah tekanan bagi emas untuk rebound. Menurutnya, data tersebut mengindikasikan pemulihan ekonomi global yang cepat dan berimbas pada tertahannya permintaan terhadap emas.

“Tekanan jual pada aset emas kemungkinan masih akan berlangsung dalam beberapa waktu kedepan,” katanya dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper