Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarik-menarik Sentimen, Harga Emas Melayang di Kisaran US$1.700

Harga emas berjangka untuk kontrak Juni 2021 di divisi Comex New York Mercantile Exchange melemah 0,16 persen atau 2,8 poin ke level US$1.725,60 per troy ounce pada pukul 10.59 WIB.
Emas comex/Reuters
Emas comex/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak di kisaran level US$1.700 pada Senin (5/4/2021), di tengah tarik-menarik sentimen dari proyeksi rebound ekonomi dan data tenaga kerja AS terhadap implikasi rencana stimulus Presiden Joe Biden.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka untuk kontrak Juni 2021 di divisi Comex New York Mercantile Exchange terpantau melemah 0,16 persen atau 2,8 poin ke level US$1.725,60 per troy ounce pada pukul 10.59 WIB.

Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau melemah 0,23 persen atau 3,98 poin ke level US$1.724,89 per troy ounce.

Pengusaha AS membuka lapangan kerja paling banyak dalam tujuh bulan terakhir dengan peningkatan di sebagian besar industri pada bulan Maret. Hal ini dilakukan menyusul peningkatan laju vaksinasi dan pelonggaran pembatasan bisnis yang mendorong pemulihan pasar tenaga kerja.

Data nonfarm payrolls yang dirilis Departemen Tenaga Kerja pekan lalu menunjukkan peningkatan sebesar 916.000 pada Maret 2021 dibandingkan bulan, sedangkan bulan Februari direvisi naik menjadi 468.000.

Sementara itu, pelaku pasar juga mengamati kemajuan perdebatan atas proposal stimulus usulan Biden untuk infrastruktur senilai US$2,25 triliun.

Harga emas membukukan penurunan kuartalan pertamanya sejak 2018 di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi dan optimisme atas pemulihan dari pandemi. Sentimen investor di sekitar logam mulia telah meredup, sedangkan kepemilikan ETF dengan underlying asset emas telah turun ke level terendah sejak Mei.

Selain itu, manajer hedge fund memangkas proyeksi bullish bersih ke level terendah dalam tiga pekan terakhir.

Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. Howie Lee memperkirakan tekanan terhadap komoditas emas akan bertahan untuk beberapa waktu ke depan.

"Laporan pekerjaan AS hari Jumat sekali lagi menunjukkan mengapa emas kemungkinan menghadapi ekonomi global yang pulih dengan cepat dan permintaan tyang melandai," ujar Lee, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper