Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Sentimen Bakal Dongkrak IHSG Kuartal II/2020

Ada dua hal yang paling ditunggu dan menjadi penentu pada kuartal II/2021.
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sederet sentimen digadang-gadang oleh para analis akan menjadi motor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada kuartal II/2021.

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan dua hal yang paling ditunggu dan menjadi penentu pada kuartal II/2021. Pertama, data laporan keuangan emiten pada kuartal I/2021 dan kedua data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini. 

“Kalo dua data di atas bagus harusnya market bisa rebound di kuartal II/2021,” katanya, Jumat (2/4/2021).

Di sisi lain, Mino menilai perkembangan pandemi semakin terkendali dan proses vaksinasi juga terpantau lancar dengan penambahan vaksinasi rata-rata per minggu sebanyak 400.000 vaksinasi sehingga akan menjadi katalis positif bagi indeks. 

“Dua-duanya sejauh ini positif, tidak ada lonjakan kasus baru,” imbuhnya. 

Secara terpisah, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Anthony Kevin menyebut, meski menjadi salah satu katalis rebound IHSG pada akhir Maret, indeks manufaktur menurutnya akan kembali terkoreksi pada April mendatang. 

"Kami melihat aktivitas manufaktur memasuki bulan April akan mengalami kontraksi, salah satu sebabnya adalah respon dari kenaikan yang terjadi," katanya dikutip dari laporan pada Jumat (2/4/2021).

Prospek sisi pasokan, lanjut dia, pada bulan April diprediksi akan tetap menguat. Namun, hal ini tidak akan diikuti dengan pertumbuhan permintaan.

Dia menjelaskan, data-data terbaru masih menunjukkan adanya tekanan terhadap daya beli. Hal itu tecermin dari penurunan angka penjualan eceran. 

"Selain itu, angka inflasi inti juga terus mengalami penurunan, hal ini memastikan bahwa daya beli masyarakat tetap rendah," paparnya. 

Kevin memproyeksikan tingkat permintaan masyarakat akan tetap rendah di masa ramadan. Kondisi akan tetap berlanjut memasuki masa perayaan idul fitri.

"Rendahnya daya beli masyarakat terjadi seiring dengan pemangkasan hari libur yang dilakukan pemerintah," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper