Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih MARK Melonjak 63,8 Persen Jadi Rp144 Miliar

Peningkatan laba bersih MARK pada 2020 karena perusahaan berhasil melakukan penetrasi pasar baru, melaksanakan strategi produksi yang efisien, dan meningkatkan kualitas produk cetakan sarung tangan.
Presiden Direktur Mark Dynamics Ridwan Goh/Istimewa
Presiden Direktur Mark Dynamics Ridwan Goh/Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Produsen cetakan sarung tangan kesehatan berbasis porselen PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) membukukan laba bersih sepanjang tahun 2020 sebesar Rp144,19 miliar atau meningkat sebesar 63,85% dibandingkan tahun 2019, sebesar Rp88,00 miliar.

Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh menyebutkan naiknya laba bersih tersebut dipengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat akibat pandemi covid-19.

“Gaya hidup baru akan pentingnya kesehatan mendongkrak penjualan sarung tangan, sehingga cetakan sarung tangan menjadi peranan penting dalam produksi sarung tangan," kata Ridwan, Rabu (31/3/2021).

Peningkatan laba bersih ini dicapai karena perseroan berhasil melakukan penetrasi pasar baru, melaksanakan strategi produksi yang efisien, dan meningkatkan kualitas produk cetakan sarung tangan.

Selain itu, penjualan MARK di tahun 2020 tercatat paling tinggi sejak MARK berdiri, yaitu Rp565,44 miliar atau naik 56,39% dari tahun 2019 sebesar Rp361,54 miliar. Hal ini terlihat dari keberhasilan perseroan menjaga margin laba kotor sebesar 42% dengan nilai sebesar Rp236,79 miliar.

Selanjutnya, volume produksi perseroan meningkat sebesar 22% menjadi 8,8 juta buah di tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 sebanyak 7,2 juta buah. Kenaikan permintaan cetakan sarung tangan ini otomatis mendorong kinerja perseroan lebih positif.

"MARK sendiri adalah penguasa pasar global untuk cetakan sarung tangan. Per tahun 2020, MARK telah mencakup market shares sebesar 35% dengan kapasitas produksi sebanyak 800rb buah/bulan," imbuh Ridwan.

Pelanggan MARK adalah pemain utama produsen sarung tangan di pasar internasional, yakni Hartalega, Top Gloves, Kossan, dan Sri Tang. Pandemi Covid-19 membuat MARK berhasil melebarkan sayapnya sampai Tiongkok dan mendapatkan kepercayaan dari korporasi besar di Negara Tirai Bambu ini, seperti Intco, Zhong Hong Pu Lin, dan BlueSail.

Adapun, Malaysia adalah negara tujuan ekspor produk MARK dengan pangsa pasar yang paling besar, yaitu 67%, disusul Thailand, China dan Vietnam. Peningkatan permintaan sarung tangan global ini secara langsung mendorong peluang pertumbuhan MARK di tahun berikutnya.

Sepanjang tahun 2020, MARK menjadi tujuan utama produsen sarung tangan dunia. Hal ini mendorong peningkatan average selling price (ASP) sekitar 15%.

MARK bahkan telah mengantongi kontrak penjualan sebesar sekitar US$70 juta untuk pengapalan pada 2021. Selain Malaysia, produsen sarung tangan pada kontrak mendatang juga berasal dari beberapa negara seperti China, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.

Penjualan MARK selama ini berorientasi pada pasar ekspor dengan komposisi sekitar 77% dan pasar domestik sekitar 33%. Porsi penjualan lokal meningkat menjadi 33% di tahun 2020 karena hasil konsolidasi dengan anak perusahaan yang baru di akuisisi di bulan Juli 2020.

Penjualan ekspor MARK sendiri tercatat stabil dengan komposisi ekspor 95% dan domestik sebesar 5%.

Pertumbuhan kinerja operasional yang dicapai perseroan pada tahun 2020 berjalan seiring dengan peningkatan kinerja keuangan, dimana total aset perseroan meningkat sebesar 63,11% menjadi Rp719,72 miliar per 31 Desember 2020 dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp441,25 miliar.

Aset Lancar juga mengalami peningkatan sebesar 61,96% dengan nilai sebesar Rp356,87 miliar per 31 Desember 2020 dibandingkan dengan Rp220,34 miliar per 31 Desember 2019.

Sementara, peningkatan Aset Tidak Lancar sebesar 64,24% dengan nilai Rp362,84 miliar per 31 Desember 2020 dibandingkan dengan Rp 220,91 miliar per 31 Desember 2019.

Peningkatan juga terjadi pada posisi Ekuitas Perseroan sebesar Rp409.47 miliar per 31 Desember 2020 dibandingkan dengan Rp299,02 miliar per 31 Desember 2019.

Peningkatan Ekuitas MARK terjadi menyusul tercapainya peningkatan Saldo Laba Ditahan sebesar Rp315,5 miliar per 31 Desember 2020 dibandingkan dengan posisi Rp200,39 miliar per 31 Desember 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper