Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Cuek Soal Kenaikan Imbal Hasil US Treasury, Harga Emas Naik Lagi

Kontrak emas harga paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terdongkrak US$8,10 atau 0,47 persen menjadi ditutup pada US$1.733,20 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (23/3/2021), emas berjangka anjlok 13 dolar AS menjadi US$1.725,10.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (24/3/2021), menghentikan penurunan dua hari beruntun, ketika para investor mengabaikan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan penguatan dolar karena logam safe-haven ini menarik dukungan dari seruan berulang Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell untuk menjaga suku bunga rendah mendekati nol.

Kontrak emas harga paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terdongkrak US$8,10 atau 0,47 persen menjadi ditutup pada US$1.733,20 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (23/3/2021), emas berjangka anjlok 13 dolar AS atau 0,75 persen menjadi US$1.725,10.

Harga emas berjangka juga tergerus US$3,6 atau 0,21 persen menjadi US$1.738,10 pada Senin (23/3/2021), setelah terangkat US$9,2 atau 0,53 persen menjadi US$1.741,70 pada Jumat (19/3/2021), dan menguat US$5,40 atau 0,31 persen menjadi US$1.732,50 pada Kamis (18/3/2021).

"The Fed mengatakan meskipun fakta bahwa kita dapat melihat beberapa inflasi yang lebih tinggi, mereka tampak akan melewatinya sehingga pada akhirnya berarti kita dapat melihat lonjakan inflasi dan Fed tetap tidak terlibat ... faktor-faktor tersebut membantu emas di sini," kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek.

Gubernur The Fed Powell mengatakan kepada anggota parlemen pada Selasa (23/3/2021) bahwa dia memperkirakan beberapa inflasi tetapi itu akan menjadi tidak terlalu besar atau persisten. Bank sentral AS berjanji untuk mempertahankan suku bunga berlabuh mendekati nol dalam pertemuan kebijakannya minggu lalu.

Keuntungan emas datang meskipun imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan dan dolar terus meningkat. Dolar yang lebih kuat membuat memegang emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara emas bisa naik ke level 1.900 dolar AS lagi, dolar yang kuat, yang tidak mungkin melemah dalam waktu dekat karena penguncian pandemi di Eropa dan potensi kinerja yang lebih baik dari Amerika Serikat dibandingkan ekonomi negara lainnya, tetap menjadi hambatan untuk emas, Melek menambahkan.

Imbal hasil yang lebih tinggi juga menantang status emas sebagai lindung nilai inflasi, karena hal itu diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi bagi pemegang komoditas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Harga emas tidak mungkin bergerak keluar dari kisaran US$1.700-US$1.750 sampai akhir tahun ketika pertumbuhan dan inflasi kemungkinan terhenti karena investor cenderung menyukai aset dan komoditas yang mengikuti inflasi lebih tinggi sampai saat itu," kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures Phillip Streible, di Chicago.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper