Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Temukan Potensi Mineral, Kapuas Prima Coal (ZINC) Yakin Kinerja Makin Moncer

Direktur Utama Kapuas Prima Coal Harjanto Widjaja mengatakan bahwa perseroan akan terus melakukan program eksplorasi secara konsisten dengan tujuan untuk menambah cadangan mineral dan mengkonfirmasi kualitas kadar batuan yang akan ditambang.
Smelter timbal PT Kapuas Prima Coal Tbk./kapuasprima.co.id
Smelter timbal PT Kapuas Prima Coal Tbk./kapuasprima.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral, PT Kapuas Prima Coal Tbk., telah menemukan potensi mineralisasi yang dapat menambah sumber daya dan cadangan mineral perseroan di tambang Karim dan Gojo.

Direktur Utama Kapuas Prima Coal Harjanto Widjaja mengatakan bahwa perseroan akan terus melakukan program eksplorasi secara konsisten dengan tujuan untuk menambah cadangan mineral dan mengkonfirmasi kualitas kadar batuan yang akan ditambang oleh perseroan.

Sebagai informasi, emiten berkode saham ZINC itu memiliki luas tambang sebesar 5.569 Ha yang memproduksi logam dasar mulai dari konsentrat Timbal (Pb), konsentrat Seng (Zn) dan Perak (Ag).

Saat ini area yang sudah berproduksi baru mencapai 390 Ha, atau baru 7 persen dari total luas IUP yang dimiliki.

Sementara itu, untuk jumlah sumber daya perusahaan per Agustus 2020 mencapai 23,33 juta ton, meningkat dari data sebelumnya sebesar 14,44 juta ton pada tahun 2018.

Dia menjelaskan, peningkatan ini diakibatkan oleh adanya penambahan hasil eksplorasi dan juga kadar yang memang secara aktual lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya pada 2018.

“Dengan potensi mineral yang ada tersebut perseroan masih memiliki potensi sumber daya dan cadangan yang cukup besar sehingga dapat meningkatkan produksi dan penjualan logam dasar untuk meningkatkan kinerja ke depan,” ujar Harjanto dikutip dari keterangan resminya, Kamis (25/3/2021).

Selain fokus pada produksi untuk komoditas timbal dan seng, ZINC juga tengah menggencarkan produksi bijih besi dengan target penjualan untuk pasar domestik.

Harjanto menilai permintaan akan bijih besi di pasar domestik sangat positif seiring dengan harga komoditas bijih besi yang saat ini berada dalam tren kenaikan dan di kisaran US$160 per ton.

“Penambahan penjualan dari komoditas bijih besi diharapkan dapat memberikan tambahan penjualan ke ZINC sekitar US$12 juta tahun ini,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper