Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan CPO Sinar Mas Proyeksi Kenaikan Permintaan Jelang Ramadan

Menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri, konsumsi masyarakat masyarakat terhadap produk nabati seperti minyak goreng semakin meningkat.
Produk minyak goreng dengan merek dagang filma. Minyak goreng merupakan salah satu produk dari PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk./smart-tbk.com
Produk minyak goreng dengan merek dagang filma. Minyak goreng merupakan salah satu produk dari PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk./smart-tbk.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen minyak goreng Grup Sinar Mas, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) optimistis jelang Ramadan dan Lebaran konsumsi minyak goreng meningkat dan dapat mendongkrak pendapatan perseroan.

Head of Marketing Sinar Mas Agribusiness and Food Merliana menuturkan permintaan saat pandemi Covid-19 cenderung meningkat karena masyarakat lebih banyak memilih masak sendiri di rumah.

Dengan demikian, kebutuhan akan minyak goreng menjadi meningkat. Apalagi menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri yang turut mengerek konsumsi masyarakat.

"Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, untuk persiapan Ramadhan kami selalu memprioritaskan jumlah pasokan produk untuk konsumen dapat terpenuhi dengan baik dan kami juga memastikan distribusi produk secara maksimal dan merata di seluruh Indonesia," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (24/3/2021).

Emiten bersandi SMAR ini optimistis permintaan menjelang momen Ramadan dan Lebaran pastinya akan meningkat. Namun, melihat kondisi pandemi saat ini, agak sulit untuk dapat memprediksi besaran kenaikan permintaan tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham SMAR itu mencetak pendapatan sebesar Rp40,43 triliun pada 2020. Perolehan itu lebih tinggi 11,7 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp36,19 triliun.

Adapun, penjualan itu terdiri atas penjualan segmen integrasi usaha produk konsumen dan aktivitas perdagangan sebesar Rp35,83 triliun, segmen perkebunan sebesar Rp5,81 triliun, dan segmen lainnya sebesar Rp2,93 triliun.

Kendati demikian, beban pokok pendapatan SMAR hanya naik 7 persen menjadi Rp34,55 triliun dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp32,28 triliun.

Selain itu, perseroan juga berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bunga Rp221,07 miliar dan pendapatan lain-lain sebesar Rp516,55 miliar.

Dari itu, SMAR membukukan laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,53 triliun. Perolehan itu melejit 71,2 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp898,63 miliar.

Di sisi lain, total liabilitas SMAR membengkak menjadi Rp22,5 triliun pada akhir 2020, dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar Rp16,85 triliun. Total liabilitas itu terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp14,35 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp8,14 triliun.

Sementara itu, total aset perseroan naik menjadi Rp35,02 triliun pada 2020 daripada posisi akhir Desember 2019 sebesar Rp27,78 triliun.

Total aset tersebut termasuk kas dan setara kas perseroan per akhir 2020 yang naik 191,33 persen menjadi Rp2,82 triliun dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar Rp969,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper