Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Pasar Tidak Mendukung, Lelang Sukuk Terancam Sepi Peminat

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menuturkan, hasil lelang sukuk negara pada Selasa besok berpotensi kembali menurun seiring dengan tingginya risiko pada pasar surat utang domestik saat ini.
 Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pasar yang tidak kondusif berpotensi semakin menurunkan minat investor pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (23/3/2021) besok.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menuturkan, hasil lelang sukuk negara pada Selasa besok berpotensi kembali menurun seiring dengan tingginya risiko pada pasar surat utang domestik saat ini.

“Hasil lelang kemungkinan berada di kisaran Rp15 triliun hingga Rp17 triliun. Potensi turun ada karena risiko pasar yang tinggi,” katanya saat dihubungi, Senin (22/3/2021).

Dia memaparkan, tingginya risiko pada pasar obligasi Indonesia utamanya disebabkan oleh kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury. Hal ini membuat investor lebih tertarik untuk menaruh dananya di AS.

Di sisi lain, kenaikan yield US Treasury menimbulkan dampak negatif bagi pasar surat utang Indonesia. Hal tersebut terlihat dari melemahnya yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia yang telah menembus level 6,8 persen.

Data dari laman World Government Bonds mencatat, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 6,881 persen. Angka tersebut menunjukkan pelemahan sebesar 16,3 basis poin selama sebulan belakangan.

Tingginya risiko pasar domestik juga ditambah dengan tren negatif nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal ini akan membuat pelaku pasar semakin waspada dan cenderung wait and see pada lelang Selasa besok.

Fikri melanjutkan, investor domestik masih akan menjadi pendukung pada lelang edisi 23 Maret 2021 besok. Sedangkan, investor asing kemungkinan akan lebih memilih untuk masuk melalui pasar sekunder.

“Bila dibandingkan dengan lelang, pilihan masuk melalui pasar sekunder saat ini lebih menarik untuk para investor asing,” katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Head of Research & Market Information Department PHEI Roby Rushandie. Menurutnya, hasil lelang sukuk besok diperkirakan terbatas karena kondisi pasar yang cenderung sideways di awal pekan ini.

Kecenderungan ini disebabkan oleh sentimen tren kenaikan yield US Treasury yg berlanjut. DIa mengatakan, hasil penawaran lelang besok tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan lelang sebelumnya.

"Potensi penawaran masuk diperkirkan pada kisaran Rp15 triliun sampai Rp20 triliun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper